Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Idap ALS, Stephen Hawking Mampu Bertahan 55 Tahun dan Punya Anak

Kompas.com - 14/03/2018, 13:56 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Kabar meninggalnya fisikawan terkenal Stephen Hawking tentu mengejutkan dunia. Apalagi beberapa waktu sebelumnya, Hawking masih sempat melakukan wawancara dengan sejawatnya Neil deGrasse Tyson.

Selain itu, hingga saat ini penyebab meninggalnya Hawking belum diketahui.

Meski begitu, sebenarnya, Hawking telah lama diketahui mengidap penyakit neurologis amyotrophic lateral sclerosis (ALS) selama lebih dari 55 tahun. Padahal biasanya penyakit ini punya angka harapan hidup yang tipis.

Kebanyakan orang akan meninggal dua hingga lima tahun setelah didiagnosis ALS. Hal inilah, selain pemikirannya, yang membuat Hawking istimewa.

Baca selengkapnya: 75 Tahun Stephen Hawking, Pelajaran Hidup dari Fisikawan Kelas Dunia

Tak Pernah Menyerah

Seperti yang telah disebutkan, sebagai penderita ALS, Hawking sangat fenomenal. Ia didiagnosis menderita ALS di usia 21 tahun.

Saat itu, Hawking divonis hanya mampu bertahan 2 tahun saja. Siapa sangka, ia melampaui prediksi dokter tersebut. Bahkan, ia tetap bisa mambuat pemikiran-pemikiran hebat.

Namun, perjalanan Hawking dengan ALS ini tak berlangsung mulus begitu saja. Dalam buku autobiografi singkat "Stephen Hawking: My Brief History", ia mengungkapkan bahwa ia tak langsung bisa menerima penyakitnya.

Awalnya, ia merasa merasa bosan dengan hidupnya, merasa tak ada hal berguna yang bisa dia lakukan. Sebuah pengalaman di rumah sakit lantas mengubahnya.

"Saya melihat seorang anak laki-laki di ranjang sebelah mati karena leukemia. Itu bukan pengalaman yang baik. Jelas ada orang yang kondisinya lebih buruk dari saya. Kapan pun saya merasa tidak berharga, saya selalu mengingat anak laki-laki itu," tulisnya.

"Segera setelah saya keluar dari rumah sakit, saya merasa seperti akan dieksekusi. Saya lalu menyadari bahwa banyak hal berharga yang bisa dilakukan jika saya tangguh. Saya juga bermimpi mengorbankan hidup untuk orang lain. Jika saja saya mati setelahnya, setidaknya saya melakukan hal baik," sambungnya.

Dalam buku tersebut, Hawking juga menginspirasi banyak orang dengan keterbatasan.

"Saya percaya orang dengan keterbatasan seharusnya berkonsentrasi melakukan yang tetap bisa dikerjakan dengan kursi roda dan tidak menyesali hal lain yang tidak bisa dilakukan," katanya.

Dengan kata lain, jangan menyesal karena memiliki kelemahan, tetapi fokus mengembangkan diri dengan apa yang dimiliki.

Baca selengkapnya: Tak Bisa Bergerak, Bagaimana Stephen Hawking Bisa Punya Anak?

Punya Anak

Saat seseorang didiagnosis mengidap ALS, berarti kemampuan saraf motoriknya akan berkurang. Salah satu efeknya adalah hilangnya kemampuan gerak.

Dengan kata lain, untuk melakukan seks pada penderita ALS adalah hal yang sulit. Ini sering menjadi pertanyaan, bagaimana Hawking bisa punya anak padahal sulit.

Menurut Reference.com, salah satu yang mendukung Hawking untuk memiliki anak adalah proses degenerasi saraf motorik akibat ALS yang berlangsung lambat.

Hawking didiagnosis ALS pada tahun 1963. Ia menikah pada tahun 1965 dan memiliki anak pertama pada 1967. Saat itu, bagian bawah tubuhnya masih bisa digerakkan.

Tahun-tahun berikutnya, fungsi gerak tubuh Hawking semakin menurun tetapi belum mengalami paralisis (kelumpuhan). Hawking masih bisa berhubungan seks hingga melahirkan anak ketiganya pada tahun 1979.

Bertahan 55 Tahun

Sebuah keajaiban bahwa Hawking bisa bertahan selama 55 tahun dengan penyakit ALS. Ini juga mengundang pertanyaan bagaimana ia bisa bertahan begitu lama.

Sebenarnya, tidak ada yang tahu pasti mengapa Hawking bertahan begitu lama dengan penyakit saraf tersebut. Namun, yang diketahui para peneliti adalah penyakit ini memang memiliki perkembangan bervariasi tergantung penderitanya.

Salah satu faktor yang mungkin berperan dalam kelangsungan hidup pasien adalah genetika. Ilmuwan telah mengidentifikasi lebih dari 20 gen berbeda yang terlibat dalam ALS, ungkap Dr Anthony Geraci, Direktur Neuromuscular Center di Northwell Health's Neuroscience Institute, New York.

Baca selengkapnya: Ulang Tahun Ke-76, Bagaimana Stephen Hawking Hidup Lama dengan ALS?

"ALS mungkin 20 atau lebih penyakit berbeda saat kita mempertimbangkan dasar genetik," kata Geraci, yang tidak terlibat dalam pengobatan Hawking dikutip dari Live Science, Senin (08/01/2018).

Beberapa perbedaan genetik ini sepertinya memengaruhi berbagai aspek penyakit, termasuk kelangsungan hidup penderitanya.

Beberapa penelitian juga menemukan bahwa diagnosis ALS di usia muda juga dikaitkan dengan waktu bertahan (hidup) yang lebih lama. Hawking sendiri didiagnosis penyakit ini dalam usia relatif muda karena menurut National Institute of Neurological Disorders and Stroke (NINDS), padahal biasanya penyakit ini diderita orang berusia 55-75 tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com