Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/03/2018, 20:35 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

KOMPAS.com – Pada 2 Juli 1937, pilot legendaris Amelia Earhart dan pemandunya Fred Noonan tiba-tiba menghilang setelah lepas landas dari Lae, New Guinea. Mereka sedang dalam perjalanan menuju pulau kecil di utara khatulistiwa, Pulau Howland, ketika kehilangan kontak.

Berbagai pencarian pun dilakukan. Namun, Earhart tidak pernah ditemukan.

Salah satu teori berkata bahwa Earhart dan Noonan tidak berhasil menemukan Pulau Howland dan mendarat di Nikumaroro. Teori ini bermula dari ditemukannya 13 tulang manusia di dekat bekas api unggun di pulau Nikumaroro pada tahun 1940.

Tulang-tulang ini diduga milik Earhart karena ditemukan bersama dengan sepatu, kotak untuk alat navigasi yang mirip dengan milik Noonan, dan botol Benedictine yang selalu dibawa oleh pilot legendaris tersebut.

Baca juga : Menelusuri Jejak Kematian Amelia Earhart

Ketiga belas tulang kemudian dikirim ke Fiji untuk dianalisis oleh dua dokter. Dokter pertama berkata bahwa tulang berasal dari pria Polynesia lanjut usia, sedangkan dokter kedua yakni David Hoodless berpendapat bahwa tulang-tulang itu berasal dari pria Eropa.

Namun, kini analisis forensik menunjukkan bahwa tulang-tulang itu kemungkinan besar adalah milik Earhart.

Walaupun tulang Nikumaroro telah hilang, antropolog forensik dari University of Tennessee, Richard Jantz, mencoba untuk mengaplikasikan teknik forensik modern dengan menganalisis hasil pengukuran Hoodless terhadap tulang-tulang tersebut dan membandingkannya dengan dimensi tubuh Earhart yang didapat dari foto dan pakaian.

Baca juga : Lama Jadi Misteri, Tes DNA Ungkap Identitas Asli Manusia Salju Yeti

Hasil yang dipublikasikan dalam jurnal Forensic Anthropology menunjukkan bahwa tulang Nikumaroro lebih mirip dengan Earhart daripada 99 persen individu yang menjadi sampel penelitian.

“Sangat mungkin bila tulang Nikumaroro adalah milik Amelia Earhart. Jika tidak, maka mereka adalah milik wanita yang sangat mirip dengannya,” tulis Jantz.

Sayangnya, temuan Jantz sulit dikonfirmasikan karena tulang-tulang Nikumaroro telah hilang. Akan tetapi, Jantz juga berkata bahwa data sejarah dan bukti-bukti yang ada saat ini menunjukkan bahwa perjalanan Earhart memang berakhir di Nikumaroro.

“Sampai ada bukti yang pasti menunjukkan bahwa tulang-tulang itu bukan milik Amelia Earhart, argumen yang paling meyakinkan adalah tulang-tulang itu memang miliknya,” tulis Jantz dengan percaya diri.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com