Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

78 Raksasa Teknologi Bersatu Melawan Perdagangan Satwa Ilegal

Kompas.com - 12/03/2018, 18:08 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

KOMPAS.com – Usaha melawan perdagangan satwa ilegal tidak hanya berlangsung di dunia nyata saja. Melihat maraknya perdagangan satwa ilegal di internet; World Wildlife Fund (WWF), TRAFFIC, dan International Fund for Animal Welfare meluncurkan Koalisi Global untuk Meghentikan Perdagangan Online Satwa Liar.

Koalisi ini diikuti oleh 78 raksasa teknologi, e-commerce, dan media sosial, seperti Facebook, Google, eBay, Instagram, Alibaba, Baidu, dan Mall of Africa.

Crawford Allan, Direktur Senior Kejahatan Satwa Liar di WWF dan TRAFFIC, mengatakan kepada National Geographic, Rabu (7/3/2018), kelompok-kelompok kriminal dan pedagang ilegal mengeksploitasi teknologi untuk beroperasi secara anonim di internet dengan kemungkinan terdeteksi yang lebih rendah dan pasar yang lebih luas dari sebelumnya.

Baca juga : Atasi Perburuan Badak, Cula Sintetis akan Banjiri Pasar Gelap

Hal ini membuat perdagangan ilegal sulit dibendung dan solusi tercepat adalah melibatkan perusahaan-perusahaan teknologi yang menjadi lapak mereka. “Jika perusahan-perusahaan ini bisa menurunkan iklannya sebelum terpasang, maka kita akan baik-baik saja,” ujar Allan.

Giavanna Grein, petugas program untuk kejahatan satwa liar di TRAFFIC dan WWF menjelaskan lebih lanjut.

Dia berkata bahwa perusahaan yang tergabung dalam koalisi ini akan menggunakan alogaritma dan machine learning untuk mendeteksi dan menandai unggahan yang berpotensi mengandung perdagangan satwa liar sebelum muncul di situs mereka.

Setelah itu, unggahan akan ditelaah kembali secara manual. WWF sendiri akan melatih perusahaan-perusahaan ini untuk mengevaluasi setiap unggahan.

Baca juga : Penebangan Hutan dan Perburuan Bunuh 100.000 Orangutan Kalimantan

“Hal penting lainnya adalah mengajak pengguna untuk menjadi mata dan telinga perusahaan,” ujar Allan. Nantinya, para pengguna akan bisa melaporkan unggahan-unggahan perdagangan satwa ilegal yang berhasil melewati filter otomatis.

Terakhir, perusahaan-perusahaan ini akan saling berbagi mengenai tren dan cara-cara untuk menangkal perdagangan satwa liar di situsnya masing-masing.

Perlu diketahui, perdagangan satwa liar telah mendorong banyak spesies menuju kepunahan. Gajah padang rumput Afrika, misalnya. Antara 2007 hingga 2014, jumlah mereka turun hingga 30 persen karena diburu untuk gadingnya. Nasib serupa juga dialami badak. Di Afrika Selatan saja, lebih dari 1.000 badak dibunuh secara ilegal pada 2017 untuk diambil culanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau