"Kesuksesan maksimal tidak pernah bertepatan dengan talenta maksimal, begitu pula sebaliknya," ungkap para peneliti.
Faktanya, orang terkaya tersebut merupakan orang dengan bakat rata-rata kebanyakan orang. Selain itu, mereka adalah orang yang banyak mengalami peristiwa beruntung dalam simulasi tersebut.
Sedangkan orang yang memiliki kekayaan paling sedikit adalah orang yang terkena dampaknya.
"(Penelitian ini) menyoroti keefektifan dari cara penilaian prestasi berdasarkan tingkat keberhasilan yan diraih dan menggarisbawahi risiko distribudi penghargaan atau sumber daya kepada orang yang pada akhirnya lebih beruntung daripada yang lain," tulis para peneliti dalam laporan mereka.
Namun penelitian ini bukan untuk mengecilkan hati Anda. Para peneliti justru sedang mengeksplorasi bagaimana model tersebut bisa digunakan untuk memaksimalkan investasi dalam segala hal, termasuk sains dan bisnis.
Sayangnya, temuan ini belum mendapat tanggapan dari banyak ahli. Sehingga kita tidak dapat mengambil terlalu banyak kesimpulan sampai ini dianalisis lebih ketat lagi.
Baca juga: Depresi Justru Bikin JK Rowling Kaya Raya
Meski begitu, para peneliti telah mengambil kesimpulan dari hal yang membingungkan para ilmuwan dalam waktu lama.
"Memang benar bahwa ada beberapa tingkatan bakat yang diperlukan untuk sukses, tapi hampir tidak pernah orang yang paling berbakat mencapai puncak kesuksesan tertinggi. Justru pemegang kesuksesan adalah individu yang biasa namun dengan keberuntungan," simpul peneliti.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.