Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perempuan Rentan Terserang Penyakit Ginjal Kronis, Kenapa Begitu?

Kompas.com - 10/03/2018, 16:34 WIB
Shela Kusumaningtyas,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menurut Riskesdas 2013, penderita penyakit ginjal 60 persennya adalah kaum perempuan, sedangkan 40 persen sisanya adalah kaum laki-laki.

Selain itu, di dunia terdapat 195 juta perempuan yang mengidap penyakit ginjal kronis dan setiap tahunnya, 600.000 perempuan merenggang nyawa akibat penyakit ini.

Aida Lydia, Ketua Pengurus Besar Perhimpunan Nefrologi Indonesia, mengatakan, perempuan lebih berisiko tinggi terkena penyakit ginjal kronis dibandingkan pria. Ini dibuktikan dengan beberapa studi yang mengungkap prevalensi penyakit ginjal kronis pada perempuan sebanyak 14 persen, sedangkan prevalensi pada pria sebanyak 12 persen.

Dari data tersebut, dia menyebutkan adanya sejumlah faktor yang membuat perempuan lebih berpotensi terkena penyakit ginjal kronis.

Baca juga : Penyakit Ginjal Kronis Intai Perempuan Hamil dengan Preeklamsia

“Faktor yang membuat perempuan rentan penyakit ginjal karena kehamilan. Kehamilan yang disertai komplikasi preeklamsia bisa berujung ke penyakit ginjal kronis. Begitu sebaliknya, penyakit ginjal kronis juga berisiko menimbulkan preeklamsia,” ujar Aida saat ditemui dalam acara temu media Peringatan Hari Ginjal Sedunia di Jakarta, pada Rabu (7/3/2018).

Selain faktor kehamilan, penyebab lain yang memicu penyakit ginjal kronis pada perempuan adalah infeksi saluran kemih, lupus, dan kanker serviks.

Untuk lupus sendiri, rasio penderita antara penduduk laki-laki dan perempuan yakni 1 : 9. Dari perbandingan tersebut, terlihat bahwa risiko penyakit ginjal kronis pada perempuan lebih besar.

Sementara itu, kanker serviks hanya bisa dialami oleh perempuan.

“Untuk infeksi kemih, satu dari tiga perempuan akan mengalami infeksi saluran kemih sepanjang hidupnya. Perempuan lebih rentan terkena infeksi ini karena saluran kemihnya lebih pendek dari laki-laki. Jika infeksi ini berulang, maka mengakibatkan penyakit ginjal kronis,” ujar Aida.

Baca juga : Bukannya Menyehatkan, Kebanyakan Minum Air Justru Merusak Ginjal

Aida pun menyayangkan masih minimnya tindakan dialisis pada perempuan karena perkembangan penyakit ginjal kronis yang lambat pada perempuan dan masih minimnya kesadaran perempuan terhadap penyakit ginjal.

“Di Indonesia, pasien yang menjalani dialisis kira-kira 43,6 persennya adalah perempuan. Kesadaran dialisis pada perempuan masih kurang, kendati penderitanya banyak perempuan,” ujarnya.

Oleh karena itu, Aida meminta agar perempuan lebih peduli dengan kondisi kesehatan karena penyakit ginjal kronis sering kali tidak bergejala. Gejala baru menampakkan diri ketika fungsi ginjal menurun drastis hingga 90 persen.

Faktor risiko penyakit ginjal kronis pada perempuan juga harus lebih diperhatikan. Perempuan diharapkan lebih rutin mengecek tekanan darah, dan mereka yang memiliki riwayat diabetes dan preeklamsia juga harus berhati-hati karena risiko penyakit ginjal kronis mengintai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau