Sebagai perbandingan, saat ini terapi sel punca untuk penyakit kanker dibanderol antara 4,1 hingga 6,8 miliar rupiah. Ongkos pengobatan tersebut menjadi mahal karena dokter harus menggunakan sel punca yang khusus dikembangkan untuk masing-masing pasien.
"Tidak terelakkan bahwa (pengobatan) kanker membutuhkan sel kekebalan tubuh buatan. Rencana kami adalah dengan membuat plasenta sebagai sumber sel kekebalan tubuh, kami bisa mendemokratisasi teknologi ini dengan cara yang sebelumnya mustahil dilakukan," kata Hariri seperti dilansir CNBC.
Manusia Abadi
Pada akhir Februari silam Diamandis menulis di sebuah buletin email, "saya bertanya ke manusia-manusia paling cerdas yang saya kenal tentang prediksi mereka soal teknologi untuk 20 tahun ke depan,".
Salah satu prediksi yang dia tulis adalah bahwa manusia "akan mampu mencapai kelangsungan hidup melebihi kecepatan usia untuk kaum terkaya di dunia."
Kelangsungan hidup yang dimaksud adalah tingkat harapan hidup manusia akan meningkat sebanyak satu tahun setiap kali usia bertambah.
"Potensi bisnis penambah angka harapan hidup sekitar 20 hingga 30 tahun, akan sangat besar. Karena pada akhirnya orang akan menggunakan uang hasil jerih payah mereka tidak cuma untuk hidup lebih lama, tetapi juga hidup lebih sehat," kata Diamandis kepada CNBC.
Baca juga: Terapi Sel Punca Menjanjikan Atasi Disfungsi Ereksi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.