JAKARTA, KOMPAS.com — Dalam buku catatan data gempa yang dipunyai profesor geologi asal Jerman, Arthur Wichman, terkuak adanya gempa besar yang melanda Jakarta pada 5 Januari 1699 sekitar pukul 01.30 WIB.
“Dari katalog tercatat, 40 lebih bangunan rusak. Bayangkan bangunan Hindia Belanda yang kokoh seperti Istana Daendels terkena dampaknya. Betapa dahsyatnya,” ujar Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati.
Dalam diskusi "Gempa Bumi Megathrust M 8.7: Siapkah Jakarta?" di Auditorium BMKG, pada Rabu (28/2/2018), Dwikorita mengungkapkan dugaan bahwa gempa itu disebabkan oleh sesar yang melintasi Jakarta.
Data seismik yang dipunyai Arthur Wichman hanya menampilkan catatan gempa telah terjadi dan dampaknya. Itu belum mencakup magnitudo gempa dan lokasi pusat gempa. Ilmuwan menduga gempa itu dipicu oleh sesar Baribis yang berujung di Jakarta.
Baca juga: Gempa Megathrust Selatan Jawa, Guncangannya Bisa Merusak Jakarta
Dekan Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan Institut Teknologi Bandung (FTTM ITB) Sri Widiyantoro mengatakan, sesar Baribis masih menjadi perdebatan. Keberadaan Sesar Baribis masih harus dibuktikan lewat penelitian di lapangan.
Apabila penelitian tersebut membuahkan hasil bahwa Sesar Baribis memang ada, peta gempa akan dilengkapi.
“Memang ada studi yang mengindikasikan Sesar Baribis mengarah ke Jakarta. Kami dari tim nasional mencoba mencari bukti di lapangan. Di lapangan belum terlalu jelas,” ungkap Widiyantoro.
Peneliti gempa BMKG, Daryono, mengungkapkan, Sesar Baribis diduga merentang dari Purwakarta, mengarah ke barat, tetapi tertimbun material sedimen.
"Dugaan itu harus kami buktikan dengan monitoring micro earthquake," katanya.
Meski demikian, ia menilai bahwa sumber gempa Jakarta tahun 1699 sangat dekat dengan Jakarta.
"Gempa 1699 itu sangat lokal. Hanya Jakarta saja yang rusak. Artinya, sumbernya ya dekat situ," ungkapnya.
Baca juga: Gempa Banten, Mungkinkah Gempa Aceh 2004 Terulang?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.