Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebun Raya Indonesia Tonjolkan Tanaman Obat dan Lokal

Kompas.com - 28/02/2018, 12:28 WIB
Shela Kusumaningtyas,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) berupaya membangun 47 kebun raya di seluruh Indonesia. Dari jumlah yang ditargetkan, LIPI baru mewujudkan adanya 37 kebun raya yang tersebar di 19 region ekologi.

Hal ini dikemukakan Joko Ridho Witono, Peneliti Utama Bidang Botani, Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya LIPI, dalam acara diskusi yang dihelat Yayasan Kebun Raya Indonesia dan Harian Kompas pada Selasa (27/2/2018) di Jakarta.

“Berdasarkan kajian LIPI, kami harap setidaknya 47 kebun raya itu merepresentasikan ekoregion Indonesia. Misalnya kalau kita lihat, di Indonesia timur ini masih minim. Padahal keanekaragaman di sana tinggi tapi belum diperhatikan,” ujar Joko.

Hingga Februari 2018, Indonesia telah memiliki 37 kebun raya. Diantara jumlah tersebut, sebanyak 30 kebun raya dikelola pemerintah. Lalu 5 kebun raya dimiliki LIPI. Sedangkan 2 kebun raya dipegang universitas. Menurut Joko, jumlah tersebut akan terus ditambah hingga keanekaragaman hayati yang ada di Indonesia bisa terwakili lewat kehadiran kebun raya.

“Kami tidak akan berhenti misal udah ada 37 kebun raya. Kalau bisa sampai 50 atau 100 kebun raya kan luar biasa. Mengingat keanekaragaman hayati di Indonesia itu kan beragam,” ujarnya.

Baca juga : Inilah Orang di Balik Keindahan Kebun Raya Bogor dan Silang Monas

LIPI akan membantu pemerintah daerah yang ingin mempunyai kebun raya. Menurut Joko, satu kebun raya dengan kebun raya yang lain harus menampilkan keunikan tumbuhan lokal sebagai pembeda.

Ini juga bertujuan sebagai upaya konservasi tanaman endemik daerah tersebut. Keberadaan kebun raya juga selaras dengan usaha dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Kehutananan dalam menggalakkan konservasi insitu.

“Sebagian rancangan rencana kebun raya juga akan menambahkan tanaman obat sebagai koleksi tematik tumbuhannya. Di Jembrana dan Gianyar sudah ada perbanyakannya. Sejauh ini yang belum ada kebun raya mangrove. Ini bisa untuk konservasi pesisir di Palembang dan Kalimantan,” ujar Joko.

Diungkapkan Joko, tanaman yang ada di kebun raya  Indonesia telah ditata menurut jenisnya. Ada yang dikelompokkan berdasarkan asal tanaman tersebut, taksonomi tanaman, atau tema-tema tertentu.

Ini juga merupakan cara untuk menjawab tantangan zaman. Pasalnya, masyarakat selama ini menganggap kebun raya identik dengan sesuatu yang tua dan tidak tersusun secara rapi.

Kebun raya tidak hanya bicara dimensi ekologi, ada ekonomi dan sosial budaya. Ada usaha konservasi dan domestikasi. Ada juga usaha memanfaatkan teknologi untuk menggaet masyarakat,” tandasnya.

Baca juga : Ada Ratusan Anggrek di Kebun Raya Bogor, Ini yang Paling Istimewa  

 

 

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau