Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/02/2018, 12:50 WIB
Shela Kusumaningtyas,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak persen kasus katarak yang menimpa anak-anak disebabkan oleh infeksi toksoplasma, rubella, sitomegalovirus, dan herpes simpleks (TORCH).

Hal itu dikatakan Ni Retno Setyaningrum, dokter spesialis mata dari Jakarta Eye Center pada Sabtu (24/8/2017) di Jakarta.

“Biasanya karena ibu saat mengandung makan daging yang tidak diolah secara masak, seperti sate ayam yang kurang matang,” ujarnya.

Daging yang kurang matang berpotensi menyimpan tokso dan rubella yang hidup di unggas. Saat hamil, ibu dianjurkan memakan daging yang matang sempurna. Hindari daging mentah.

Ibu dianjurkan memakan daging yang telah dimasak dengan tingkat kematangan sempurna. Hindari daging mentah.

Selain memilih makanan yang matang, para ibu hamil diminta sementara menghindari kontak dengan kucing.

Hewan berbulu ini bisa menularkan virus tokso pada janin yang dikandung. Virus tokso tetap menempel pada bulu hewan tersebut kendati sudah dimandikan dan dibersihkan.

Baca juga : Mata Tidak Merespons Rangsang, Curigai Bayi Anda Terjangkit Katarak

Kondisi rumah yang ditempati ibu hamil juga perlu diperhatikan supaya tidak ada tikus yang berkeliaran.

Hewan yang gemar berkubang di kotoran ini, kata Ni Retno, juga membawa virus tokso dan rubella.

“Virus TORCH ini merusak lensa mata janin, sehingga janin yang dilahirkan punya katarak. Kalau menempel di otak janin, otak dimakan virus itu,” kata Ni Retno.

Akibatnya, bayi akan terlahir dengan kondisi microcephali atau kepala berukuran kecil, hanya separuh ukuran normal.

Katarak pada anak hanya bisa dideteksi setelah janin dilahirkan. Dokter kandungan hanya sebatas mampu mendeteksi infeksi TORCH yang ada.

Pada saat dilakukan tindakan ultrasonografi (USG), akan diketahui ada tidaknya virus TORCH yang menyusup di amnion (cairan dalam perut ibu). Pemeriksaan baru bisa dilakukan saat usia kandungan lima bulan, menunggu cairan terbentuk lebih banyak.

“Dari USG terekamnya infeksi TORCH dan mikrosofali. Kalau katarak baru ketahuan setelah bayi lahir,” ujarnya.

Pasangan yang akan menikah diminta Ni Retno untuk melakukan cek kesehatan  termasuk tes untuk mengetahui TORCH pada tubuh.

Jika memang salah satu pasangan menyimpan virus TORCH, maka dokter bisa melakukan tindakan sedini mungkin untuk mengobati. Dengan demikian, risiko katarak pada anak yang dikandung kelak berkurang.

“Namun sejauh ini, penyebab pasti katarak pada anak belum jelas. Selain infeksi TORCH, ada faktor genetik dan lingkungan,” pungkasnya.  

Baca juga : Kenapa Penglihatan Bisa Buram Kembali setelah Operasi Katarak?

 

 

 

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Kualitas Udara yang Kita Masih Abai

Kualitas Udara yang Kita Masih Abai

Fenomena
Kapan Fenomena El Nino Berakhir?

Kapan Fenomena El Nino Berakhir?

Fenomena
Tanaman Rambat Kok Tahu Jalur yang Benar untuk Memanjat? Ini Rahasianya

Tanaman Rambat Kok Tahu Jalur yang Benar untuk Memanjat? Ini Rahasianya

Oh Begitu
Apa yang Terjadi Saat Fenomena El Nino dan La Nina?

Apa yang Terjadi Saat Fenomena El Nino dan La Nina?

Fenomena
Apakah Manfaat Makan Jamur untuk Kesehatan Jantung?

Apakah Manfaat Makan Jamur untuk Kesehatan Jantung?

Oh Begitu
Tak Cemari, 'Karat Pintar' Ini Justru Tingkatkan Kualitas Air

Tak Cemari, "Karat Pintar" Ini Justru Tingkatkan Kualitas Air

Fenomena
Mengenal Hidrogel, Teknologi Baru untuk Mengatasi Kelangkaan Air

Mengenal Hidrogel, Teknologi Baru untuk Mengatasi Kelangkaan Air

Fenomena
Bagaimana Berlian Merah Muda Terbentuk? Studi Ungkap

Bagaimana Berlian Merah Muda Terbentuk? Studi Ungkap

Oh Begitu
Apa yang Membuat Ketan Lengket?

Apa yang Membuat Ketan Lengket?

Oh Begitu
Kabar Buruk, Lebah Berpotensi 'Lenyap' dari Eropa pada 2080

Kabar Buruk, Lebah Berpotensi "Lenyap" dari Eropa pada 2080

Fenomena
Apa Hewan yang Terbang Paling Cepat?

Apa Hewan yang Terbang Paling Cepat?

Oh Begitu
Dari Mana Asal Anggur Muscat?

Dari Mana Asal Anggur Muscat?

Oh Begitu
Panda Raksasa di Kebun Binatang Bisa Menderita Jet Lag, Apa Maksudnya?

Panda Raksasa di Kebun Binatang Bisa Menderita Jet Lag, Apa Maksudnya?

Fenomena
6 Fakta Menarik Paru-paru Manusia

6 Fakta Menarik Paru-paru Manusia

Kita
Apakah Penderita Asam Urat Boleh Makan Jeroan?

Apakah Penderita Asam Urat Boleh Makan Jeroan?

Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com