Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Malpraktik Bedah Sesar, Kain Kasa Bersarang di Perut Selama Enam Tahun

Kompas.com - 25/02/2018, 19:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis


KOMPAS.com - Saat mengalami sakit perut atau kembung, mungkin kita pikir ini hanya karena salah makan. Namun jika sakit tak berkesudahan selama tiga tahun, tentu ada persoalan lebih serius.

Gejala ini seperti yang dialami wanita 42 tahun asal Jepang. Awalnya ia mengabaikan kembung yang dirasakan dan barulah memeriksakan diri tiga tahun kemudian.

Setelah pengecekan medis, ternyata ada kain kasa tertinggal di perut. Bagaimana bisa?

Kasus ini dilaporkan dalam jurnal terbaru The New England Journal of Medicine, Kamis (22/2/2018). Menurut laporan, kain kasa tersebut merupakan sisa operasi sesar yang sudah berlangsung enam tahun sebelumnya.

Baca juga : Kasus Langka, Dokter Temukan Cacing Pita dan Ribuan Telur di Mata Pria

Tim medis yang memeriksa bagian bawah perut wanita ini langsung bisa menerka ada benda asing di kedua panggulnya. Meski tidak sakit saat disentuh, dokter langsung menyarankan melakukan CT Scan.

"Hasil CT Scan menunjukkan adanya gumpalan di bagian panggul yang memiliki struktur padat dan berserabut seperti benang," tulis tim medis dalam laporannya dilansir Science Alert, Jumat (23/2/2018).

Untuk memastikan dan mengetahui benda apakah itu, tim medis segera melakukan pembedahan terhadapnya.

Hasil operasi menunjukkan benda asing berstruktur benang itu adalah dua kain kasa yang tertutup cangkang tebal dan berserat, di mana sebagian menempel pada usus besar dan jaringan perut wanita ini.

Riwayat pasien, ia sudah dua kali melakukan operasi sesar, pertama sembilan tahun lalu dan terakhir enam tahun lalu.

Dokter menduga kasa tersebut adalah malpraktek dari operasi sesarnya yang terakhir. Sebab setelah itu ia tidak pernah lagi melakukan operasi.

Setelah dokter membuang kasa yang bersarang di perutnya, ia tidak lagi merasakan sakit atau kembung. Ia sembuh total dan langsung meninggalkan rumah sakit lima hari kemudian.

Sayang, ia tidak mendapat keadilan dari malpraktek yang dialaminya.

"Walaupun ia sudah bertemu dengan dokter bedahnya dan menyampaikan kain kasa yang tertinggal di perut, dokter itu tidak mengakui kesalahannya dengan alasan kurang bukti," ujar Takeshi Kondo dari Chiba University Hospital dan merupakan penulis utama penelitian kepada CNN.

Kondo mengungkap perempuan ini merupakan salah satu yang beruntung. Sebab, banyak kasus seperti ini berujung pada kematian.

Baca juga : Benarkah Operasi Sesar Berpengaruh pada Evolusi Manusia?

Malpraktek Peralatan Operasi Tertinggal di Tubuh

Ya,  ini memang bukan kasus pertama dalam dunia kesehatan. Kasus seperti ini sering terjadi dan didiagnosi dengan sebutan gossypiboma.

Gossypiboma diambil dari bahasa latin dari kata gossypium yang berarti kapas dan -oma yang artinya tumor.

Retained surgical item (RSI) yang menjelaskan peralatan operasi tertinggal di dalam tubuh pasien tak hanya meninggalkan kain kasa saja. Alat operasi yang tajam juga sering ditemukan, seperti benang jahit, retraktor logam, potongan kawat, potongan alat untuk operasi, dan sebagainya.

Namun, yang paling banyak ditemukan adalah kain kasa. Ini karena dokter biasanya menggunakan 50 sampai 100 kain kasa dalam sebuah operasi besar.

Salah satu cara yang sering dilakukan dokter untuk menghindari kasa tertinggal adalah menghitung kembali kasa yang digunakan.

Dalam catatan American Society of Anesthesiologists, setiap tahun ada 4.500 sampai 6.000 pasien di AS yang memiliki RSI di dalam tubuhnya.

Dokter dan para pemegang kebijakan terus berupaya untuk menciptakan sistem agar kasus seperti ini dapat dihindari. Salah satunya dengan metode menghitung kasa dan menggunakan barkode untuk menandai setiap spons yang digunakan.

"Di Jepang sendiri sudah banyak klinik dan rumah sakit yang melakukan teknik pencitraan terhadap bagian tubuh pasien sebelum menutup pembedahan dengan jahitan agar menghindari masalah seperti ini," kata Kondo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com