Gempa Taiwan 2018 tentu memberikan pembelajaran penting bagi upaya mitigasi gempa di Indonesia. Tentu masih segar dalam ingatan kita tentang gempa bumi yang terjadi di Pidie Jaya pada 7 Desember 2016.
Gempa bumi dengan kekuatan magnitudo 6,5 itu mengakibatkan korban meninggal mencapai 104 orang. Sedangkan gempa Taiwan 2018 korban meninggal 17 orang, dengan kekuatan gempanya magnitudo 6,4.
Menjadi perhatian bagi kita, bahwa masih banyak hal yang perlu dilakukan untuk mengurangi dampak risiko gempa bumi di Indonesia. Baik dari sisi pendidikan, sosialisasi, regulasi, infrastruktur dan penelitian.
Penelitian tentang kegempaan merupakan bagian dari langkah mitigasi dan pengurangan risiko akibat gempa. Pemahaman yang lebih baik terhadap struktur dan tatanan tektonik menjadi informasi awal untuk mengenali sumber gempa bumi.
Keberadaan sesar aktif, kedalaman sumber gempa bumi serta laju geser pergerakan sesar aktif menjadi informasi penting untuk menyusun peta bahaya gempa bumi.
Penelitian-penelitian yang berkaitan dengan gempa bumi banyak dilakukan oleh institusi penelitian dan perguruan tinggi di Indonesia. Sebagian besar dari hasil penelitian tersebut sudah didokumentasikan dan dipublikasi pada jurnal ilmiah dengan reputasi yang baik.
Tahun 2017 lalu, Pusat Studi Gempa Nasional (PusGeN) di bawah koordinasi Kementerian PUPR mengeluarkan Peta Bahaya Gempa Indonesia 2016.
Peta ini merupakan pemutakhiran dari peta sebelumnya yang dikeluarkan pada tahun 2010. Peta Bahaya Gempa Indonesia disusun berdasarkan hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh beberapa lembaga, seperti LIPI, BMKG, ITB, Badan Geologi, UGM dan PUPR.
Kehadiran Peta Bahaya Gempa Indonesia akan menjadi acuan dalam pembangunan bangunan dan infrasruktur dengan memperhitungkan dampak goncangan yang dihasilkan akibat gempa bumi.
Harapannya, kita bisa terus belajar dari setiap kejadian gempa bumi dan berusaha untuk mengurangi dampak risiko yang mungkin terjadi. Penelitian yang terpadu dan berkesinambungan adalah salah satu cara untuk menuju harapan itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.