Penambangan mata uang digital seperti bitcoim memerlukan GPU untuk memecahkan masalah matematika yang semakin rumit untuk menciptakan uang digital baru. Ini adalah sistem yang membuat jaringan aman.
Sayangnya, hal itu sekaligus meningkatkan konsumsi energi dan membuat harga GPU melambung tinggi di pasaran.
Permintaan GPU makin tinggi dari hari ke hari. Hal ini membuat produsennya belum bisa memenuhi permintaan tersebut.
Dirangkum dari BBC, Rabu (14/02/2018), mahalnya harga GPU mulai mengganggu beberapa pihak. Mulai dari gamer hingga peneliti SETI yang mencari kehidupan alien.
Bagi Parsons, ini berarti dia harus membangun teleskop yang lebih kecil. Padahal itu akan membuatnya sulit mendeteksi sinyal radio meski samar, berbeda dengan teleskop besar.
Dengan kata lain, ini akan menghalangi kemampuannya untuk melihat jauh ke masa lalu.
"(Menghilangkan kesempatan menjawab pertanyaan) kisah asal kita, bagaimana kita bisa berada di sini saat berada di alam semesta yang begitu luas," kata Parsons.
Pengalaman serupa juga pernah dialami oleh astronom Keith Vanderline dari University of Toronto pada 2014. Saat itu dia sedang membangun versi purwa-rupa dari teleskop radio Canadian Hydrogen Intensity Mapping Experiment (CHIME).
"Kami merancang semuanya, mengeluarkan semua ini, dan tiba-tiba saja bitcoin muncul di berita utama dan bermalam harga GPU dua kali lipat. Dan dalam seminggu, mereka semua hilang (dari pasaran),"kata Vanderlinde.
Baca juga: Pertama dalam Sejarah, Ribuan Astronom Amatir Temukan Galaksi Baru
"Ketika kami membutuhkan 50 (GPU) pada 2014, saya mencoba membeli di eBay dengan kartu kredit pribadi sepanjang malam dengan membeli kartu individual," imbuhnya.
Menurut Venderline, tanpa perangkat tersebut, dia dan semua astronom nyaris tak bisa melakukan apapun untuk menemukan bintang.
"(GPU) adalah komponen penting. Tanpa memiliki pengilahan ditempat, Anda tidak bisa melakukan apapun," ujar Venderline.
"Kita tidak bisa menyalakan teleskop sampai kita punya itu di tangan," tutupnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.