Jenis kontak antara inti kristal dengan lingkaran tepinya serta ketebalan lingkaran tepi mengandung informasi tentang berapa lama waktu berlalu antara kedatangan gelombang magma dan ketika erupsi dimulai.
Ini berarti kita bisa memprediksi lebih baik kapan erupsi mungkin terjadi setelah magma terdeteksi di titik tertentu di bawah gunung berapi (pada kasus ini, dua minggu).
Dengan cara ini, melakukan survei laser terhadap antecryst dari seluruh dunia dapat membantu ilmuwan gunung berapi memahami dengan lebih baik bagaimana pengisian ulang magma bekerja sebagai pemicu erupsi, dan bagaimana menafsirkan data pemantauan dari gunung berapi aktif.
Ini bisa menciptakan suatu proses yang lebih akurat untuk memantau tanda-tanda peringatan dan memperkirakan erupsi yang mungkin segera terjadi.
*Chair of Geology and Mineralogy, Trinity College Dublin
**Lecturer in Igneous Petrology/Volcanology, The University of Queensland
Artikel ini pertama kali terbit di The Conversation