"Kita harus berhati-hati karena tidak diketahui bagaimana paparan histamin lingkungan mempengaruhi manusia," imbuh DeVries.
DeVries mengakui bahwa temuannya mengubah cara pikir manusia tentang kutu busuk.
"Jika histamin memiliki efek medis, baik sendiri atau dikombinasikan dengan alergen lainnya, ini benar-benar bisa mengubah cara kita melihat tungau dan bagaimana kita mengendalikannya," kata DeVries.
Meski begitu, dia juga menjelaskan bahwa penelitian lanjutan tentang tungau dan histamin yang lebih besar perlu dilakukan. Itu guna mengonfirmasi temuannya sekaligus mengeksplorasi apakah variabel lain dapat mempengaruhi temuan mereka.
Selain itu, penelitian terkait dampak kesehatan dari histamin di udara juga perlu dilakukan.
Baca juga : Hindari Seprai Merah dan Hitam agar Bebas Kutu Busuk
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.