KOMPAS.com - Luka di siku mungkin bukanlah suatu hal yang luar biasa. Siapapun bisa mendapatkan luka ini dalam kesehariannya, misalnya saja karena terjatuh atau menggaruk terlalu keras.
Namun apa yang dialami oleh bocah lelaki di California ini mungkin adalah kasus khusus yang menarik perhatian. Pasalnya, dalam luka di siku bocah berusia 11 tahun ini, para dokter menemukan siput laut.
Awalnya, anak laki-laki yang tak disebutkan namanya ini memperoleh luka tersebut karena terjatuh ketika berenang di kolam air pasang. Kolam air pasang sendiri adalah kolam yang terbentuk di pantai saat air laut pasang.
Sebenarnya, segera setelah tahu anaknya terluka, orang tua bocah ini langsung membersihkan lukanya. Anehnya, minggu berikutnya, luka pada siku kiri anak ini malah "melepuh".
Baca juga: Terinspirasi Siput, Peneliti Ciptakan Lem Super untuk Organ Tubuh
Bahkan dalam laporan yang diterbitkan di jurnal BMJ Case Reports disebutkan bahwa luka anak ini semakin lama semakin membesar.
Mengira bahwa anaknya memiliki infeksi kulit, orang tua bocah ini segera membawanya untuk menemui dokter anak. Setelah memeriksa luka anak tersebut yang bengkak dan merah, dokter mendiagnosisnya memiliki abses kulit.
Abses kulit merupakan pengumpulan nanah di kulit akibat infeksi bakteri.
Untuk mengobati luka tersebut, dokter melakukan pengobatan standar untuk abses, yaitu menguras luka. Tapi saat dokter menyayat siku anak tersebut (untuk mengeluarkan nanah), dia melihat benda kecil berwarna gelap di dalamnya.
Siapa sangka bahwa benda tersebut adalah siput laut kecil yang meringkuk kuat di tempurungnya. Anehnya lagi, siput tersebut masih hidup.
Mengetahui ada hewan dalam luka anak tersebut, Dr Albert Khait, asisten profesor pediatri di Loma Linda University, AS yang merawat anak tersebut segera menghubungi ahli molekuler di Natural History Museum of Los Angeles County.
Ahli melokuler tersebut mengidentifikasi siput tersebut sebagai siput laut periwinkle atau (Littorina scutulata). Siput ini sendiri diketahui sangat kecil hingga sering disebut sebagai siput mikro.
Kemungkinan, telur siput ini masuk saat anak ini tergores batu yang basah.
Baca juga: Luka Bakar 95 Persen, Pria Ini Selamat karena Transplantasi Kulit
"Ini adalah siput muda, ini lebih besar dari sesuatu yang dapat masuk ke dalam kulit tanpa diketahui," ungkap Khait dikutip dari Live Science, Minggu (11/02/2018).
Menurut Natural History Museum Slater di Washington, siput kecil ini memang biasanya memakan alga yang ditemukan di bebatuan. Hal ini lah yang memungkinkan telur-telurnya masuk ke dalam luka anak tersebut.
Namun, yang jadi pertanyaan adalah bagaimana siput kecil ini bisa tetap hidup di dalam tubuh si anak. Padahal, tubuh manusia dan habitat asli dari siput ini sangat berbeda.