KOMPAS.com - Larutan asam yang pekat atau awam menyebutnya air keras merupakan senjata yang sering dipakai dalam dunia kriminalitas. Serangan serupa juga dialami penyidik KPK Novel Baswedan pada Selasa (11/4) pagi.
Menurut New York Times, larutan asam banyak digunakan untuk menyerang perempuan, terutama di India, Bangladesh, dan Pakistan. Pemicu serangan ini biasanya adalah sakit hati dan dendam. Serangan air keras juga kerap dipakai untuk mengintimidasi lawan politik.
Serangan air keras bisa berakibat kematian. Tapi, korban yang selamat seringkali harus menanggung trauma fisik dan psikologis karena kecacatan. Seringkali korban harus menghadapi isolasi sosial karena cacat fisik yang ditanggungnya membuat mereka malu dan tak bisa beraktivitas ke luar rumah.
Bahaya air keras terjadi jika air keras mengenai kulit, terhirup, tertelan, atau kontak pada mata.
Saat air keras seperti asam sulfat, asam klorida, atau air raksa, disiramkan ke kulit, hasilnya akan mengerikan. Larutan tersebut akan membuat jaringan kulit meleleh sehingga putihnya tulang terlihat. Jika lukanya cukup dalam, terkadang kulit pun bisa hancur.
Bila bagian mata yang terkena, efeknya adalah luka bakar, mata bengkak, nyeri, dan penglihatan kabur. Kerusakan permanen termasuk kebutaan juga bisa terjadi jika larutan yang terpapar cukup banyak.
Sementara itu, jika larutan ini terhirup, bisa berakibat sangat toksik, bahkan kematian. Iritasi berat bisa terjadi pada hidung dan tenggorokan. Gejalanya berupa batuk, napas sesak, dan dada seperti tertekan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.