KOMPAS.com - Selama ini ada mitos berkembang di masyarakat yang mengatakan bahwa perempuan tidak boleh mengangkat beban berat.
Jika hal itu dilakukan, maka rahim bisa turun, geser, atau sulit hamil.
Terkait dengan hal ini Dr. Yassin Yanuar, MIB, SpOG berkata bahwa itu adalah mitos.
"Aktivitas fisik (bagi perempuan) dapat menimbulkan rahim geser atau tidak? Jawabannya tidak," kata Yassin kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Kamis (8/2/2018).
Baca juga : Kali Pertama di AS, Bayi Lahir dari Hasil Transplantasi Rahim
Dia menjelaskan, aktivitas fisik tersebut tidak berarti menyebabkan rahim geser atau rahim turun.
Ia berkata, tidak selalu perempuan yang melakukan aktivitas fisik seperti itu akan membuat rahimnya lemah.
"Tapi memang ada faktor risiko mengalami prolaps rahim atau organ kandungannya merosot karena lemah. Salah satu faktor risikonya adalah angkat berat," katanya.
Prolaps rahim adalah kondisi di mana otot-otot dasar panggul dan ligamen merenggang dan melemah sehingga rahim turun atau menjorok ke luar dari vagina.
"Tapi (angkat berat) bukan berarti menyebabkan. Tidak selalu orang yang begitu rahimnya akan lemah. Itu adalah salah satu faktor risiko terjadinya prolapse. Bukan berarti penyebab," terang Yassin.
Baca juga : Berencana Hamil? Jangan Kerja Shift dan Angkat Beban Berat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.