KOMPAS.com -- Secara umum para pakar menyetujui jika jutaan tahun lalu, ular bukanlah hewan melata yang bergerak merayap seperti sekarang ini. Teori soal evolusi hewan menyebut jika dahulu ular memiliki kaki, dan merupakan bentuk evolusi dari kadal.
Namun yang jadi pertanyaan hingga kini adalah bagaimana sang ular kemudian bisa kehilangan kakinya dan bertransformasi menjadi bentuk seperti sekarang ini.
Kini untuk kesekian kalinya, penelitian mencoba menguak sejarah evolusi ular dengan menentukan di mana ular purba hidup. Alasannya, sekali bisa mengetahui asal-usul ekologisnya, peneliti dapat mengetahui bagaimana tubuh mereka berubah memanjang tanpa kaki seperti sekarang.
Baca juga : Apakah Ular Layak Dikonsumsi Manusia? Pakar Menjawab
Sebuah penelitian baru yang dilakukan oleh Universitas Helsinki, Finlandia, mengungkap bahwa sejarah evolusi ular cukup nyeleneh. Peneliti berpendapat bahwa ular awalnya merupakan kadal yang hidup di permukaan tanah. Mereka lantas berevolusi menjadi ular yang hidup di dalam tanah atau hewan fossorial.
Hal ini bertentangan dengan teori sebelumnya yang menyebutkan jika ular kehilangan kaki mereka saat berada di air, baru kemudian merangkak keluar ke darat beberapa tahun kemudian.
Para peneliti Universitas Helsinki juga berkata bahwa setelah menjalani kehidupan di bawah tanah, ular kemudian melanjutkan untuk menjajah habitat lain, baik itu di darat maupun di laut.
Hasil penelitian yang telah diterbitkan di Nature Communications ini diperoleh setelah para peneliti membandingkan bentuk dan ukuran tengkorak 300 spesies kadal dan ular. Kerangka-kerangka ini mewakili tiap masa perkembangan hewan, mulai dari embrio hingga reptil dewasa.
Berbagai sumber ini mereka gunakan mengingat evolusi ular secara historis sulit dipelajari karena kurangnya fosil ular yang terawetkan dengan baik. Fosil ular yang tertua saja hanya berusia 140-170 juta tahun saja.
Penelitian ini juga bisa jadi tindak lanjut dari penemuan sebelumnya. Pada tahun 2015, peneliti dari University of Portsmouth menemukan fosil ular berkaki empat untuk pertama kalinya. Saat itu, peneliti sudah berpikir adanya kemungkinan bahwa ular berevolusi dari kadal penggali bukan dari kadal yang hidup di laut.
Baca juga : Viral Video Ular di Dalam Toilet, Ini Kata Herpetolog
Nah, hasil studi terbaru ini bisa memperkuat pemikiran tersebut. Dari struktur tulangnya, peneliti bisa memprediksi habitat, sementara contoh fosil menunjukkan bahwa nenek moyang ular memiliki tengkorak yang sesuai untuk menggali.
Peneliti percaya bahwa transisi kadal ke ular merupakan hasil seleksi alam ekologis dan morfogenesis bertahap atau proses biologis yang menyebabkan organisme berkembang sesuai dengan bentuknya. Dalam hal ini, tidak berkaki dan panjang.
"Hasil ini menunjukkan pentingnya hubungan antara bentuk tengkorak, fungsi dan perkembangan radiasi ekologis utama ular ke habitat yang berbeda. Temuan ini juga sekaligus menyediakan pemikiran baru untuk memahami asal-usul sejarah evolusi ular," tulis peneliti dalam makalah mereka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.