KOMPAS.com - Hampir semua jenis hewan memiliki cara reproduksi yang sama dengan manusia, yaitu kawin. Tapi satu spesies udang karang baru-baru ini diketahui bereproduksi dengan cara yang berbeda yaitu dengan "mengkloning dirinya sendiri".
Hal ini pertama kali disadari oleh pemilik akuarium Jerman yang sebelumnya membeli sekantong "udang karang Texas" pada 1995. Beberapa waktu kemudian dia menemukan tangkinya penuh dengan jenis udang karang ini tanpa sebab yang jelas.
Uniknya, semua udang karang tersebut ternyata klon. Selain itu, telur-telur jenis udang karang ini tidak dibuahi sama sekali.
Dengan kata lain, mereka adalah "salinan" induk mereka, atau yang dikenal sebagai proses partenogenesis.
Baca juga: Inilah yang Membuat Kloning Monyet di China Berhasil
Hal ini menjelaskan bagaimana hewan yang dijuluki dengan nama udang karang marmer tersebut menyebar di berbagai wilayah di Eropa. Terlebih lagi, hewan ini dapat menyesuaikan diri dengan begitu banyak lingkungan baru.
Menyadari keunikan hewan tersebut, para peneliti melakukan penelitian untuk mempelajarinya pada 2003. Sepuluh tahun kemudian, Dr Frank Lyko, seorang ahli epigenetik dari German Cancer Research Center membuat penelitian lanjutan tentang spesies ini.
Laporan penelitian Lyko kemudian diterbitkan dalam jurnal Nature Ecology and Evolution. Lyko dan koleganya mengurutkan genom dari 11 hewan yang disebut udang karang marmer itu, baik yang dipelihara maupun hidup di alam liar.
Mereka kemudian menemukan bahwa genom dari 11 hewan tersebut hampir identik.
Ini membuktikan, spesies tersebut tidak bereproduksi secara seksual. Selain itu, temuan ini menjelaskan bahwa udang karang marmer itu secara resmi berbeda dari spesies induknya di Amerika Utara, Procambarus fallax.
"Di sini kita memiliki peristiwa evolusi yang telah terjadi dalam waktu singkat," ungkap Frank Lyko, kepala divisi epigenetika di dikutip dari Newsweek, Senin (05/02/2018).
"Tentu saja akan ada beberapa perubahan, genetik berubah dari waktu ke waktu, itu akan membuatnya lebih normal. Tapi dalam tertentu dalam evolusi, ini sangat unik," imbuhnya.
Namun reproduksi aneh dari udang karang ini sepertinya tak terjadi begitu saja. Bahkan 25 tahun lalu, spesies aneh ini diperkirakan tidak ada.
Baca juga: Inilah Mengapa Tinju Udang Sentadu Bisa Lebih Cepat dari Peluru
Penelitian Lyko dan koleganya ini sepertinya memberi petunjuk bagaimana reproduksi aneh udang karang tersebut terjadi.
"(Penelitian ini) memberikan petunjuk tentang bagaimana genom ini muncul dan dapat membantu ahli konservasi melacak penyebaran spesies invasif ini dengan lebih baik," ungkap Gerhard Scholtz, seorang ahli biologi evolusioner di Humboldt University, Jerman dikutip dari Science Mag, Senin (05/02/2018).
Beberapa bukti awal menunjukkan bahwa udang karang marmer memiliki tiga set dari 92 kromosom. Padahal, biasanya kromosom hanya 2 set alias sepasang.
Apalagi ketiga set kromosom tersebut cukup berbeda. Hal ini membuat Lyko menyimpulkan, udang karang marmer tersebut mungkin muncul dari perkawinan dua udang karang rawa dari dua wilayah berbeda yang terjadi di akuarium.
Lyko menduga bahwa salah satu udang karang tersebut mempunyai telur atau sperma abnormal yang memiliki dua salinan kromosom. Padahal, sel kelamin normal hanya mengandung satu salinan dari masing-masing kromosom.
"(Perkawinan semacam itu) tidak akan pernah terjadi di alam liar," tegas Lyko.
Lalu, entah bagaimana, kedua sel seks tersebut menyatu dan menghasilkan embrio udang karang betina dengan tiga salinan kromosom. Anehnya, udang karang yang dihasilkan ini tidak memiliki kelainan bentuk apapun akibat DNA ekstra tersebut.
Baca juga: Ilmuwan China Berhasil Kloning Monyet, Apakah Manusia Selanjutnya?
Barulah kelainan tersebut muncul dalam sistem reproduksi spesies ini. Alih-alih bereproduksi secara seksual, ia mampu menginduksi telurnya sendiri untuk menjadi embrio.
Uniknya lagi, anakan yang dihasilkan semuanya wanita dan mewarisi salinan identik dari 3 set kromosom induknya. Dengan kata lain, mereka mengkloning dirinya sendiri.
Dilansir dari New York Times, Senin (05/02/2018), karena berbagai keunikannya ini, Lyko dan koleganya mengumumkan hewan ini menjadi spesies tersendiri. Ia diberi nama latin Procambarus virginalis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.