KOMPAS.com — Para peneliti berhasil menemukan hamparan aliran lava purba di lepas pantai selatan Australia setelah menggunakan teknik pencitraan bawah laut yang canggih, dan ternyata wujudnya mirip dengan alam liar Modor di film Lord of The Rings.
Secara total, para peneliti menemukan 26 aliran lava purba dengan panjang 34 kilometer dan lebar 15 kilometer dengan ketinggian gunung mencapai 625 meter.
Hamparan ini membentuk rangkaian kipuka bawah laut atau rangkaian pulau-pulau yang dibentuk oleh aliran lava di Teluk Basin, lepas pantai Australia bagian selatan.
Para peneliti berkata bahwa kipuka di daerah ini belum pernah dipelajari sebelumnya.
"Aliran lahar di bawah laut lebih sulit dipelajari karena aksesnya yang terbatas dibandingkan di permukaan bumi. Oleh karena itu, peneliti menggunakan teknik yang kinerjanya mirip dengan proses USG pada ibu hamil untuk melihat kondisi janin," kata salah satu peneliti, Nick Schofield, dari University of Aberdeen di Inggris.
Baca Juga: Bingungkan Peneliti, Tanah Longsor di Desa Ini Mengalir bagai Lava
Untuk melengkapi pencitraan hamparan lava purba itu, peneliti juga menggunakan sejumlah data dari eksplorasi minyak.
"Dengan menggunakan data dari eksplorasi minyak, arus lava purba dapat dipetakan dengan detail yang belum pernah ada yang dilakukan sebelumnya. Pemandangan vulkanik spektakuler ini membawa imajinasi kita ke film Lord of The Rings," kata Schofield.
Peneliti mendapatkan data seismik tiga dimensi dengan melakukan pemindaian gelombang seismik di permukaan laut.
Gelombang seismik adalah rambatan energi yang disebabkan adanya patahan atau ledakan di kerak bumi yang merambat ke seluruh bagian bumi. Rambatan tersebut dapat terekam oleh seismometer.
Dengan mengamati cara gelombang tersebut memantul kembali, peneliti dapat menentukan tata letak dan komposisi fitur bawah laut asalkan tidak tertutup sedimen sedalam 250 meter.
Baca Juga: "Neraka" di Yupiter, Panasnya Mengalahkan Lava Terpanas di Bumi
Dikutip dari Sciencalert, Senin (22/1/2018), penemuan ini mempelajari tentang bagaimana aliran lava saat itu meletus dan menyebar. Letusannya diperkirakan terjadi 35 juta tahun yang lalu.
Sebagian besar aktivitas vulkanik di Bumi terjadi di bawah air. Ini menjadi kesempatan baik bagi ilmuwan untuk mempelajari bagaimana arus lahar kipuka berevolusi dan terbentuk.
Keunikan kipuka lainnya adalah aliran lava yang relatif dekat dengan permukaan dan tidak tertutup oleh basal dari banjir yang akan membuat pemindaian seismik lebih sulit.
"Dengan menggunakan teknik ini, kita mampu mengamati keunikan lanskap yang tersembunyi selama jutaan tahun dan menyoroti semakin pentingnya data seismik dalam mempelajari vulkanologi bawah laut," kata Schofield.
Penelitian tersebut sudah dipublikasikan di American Geophysical Union Journal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.