Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar dari Kasus Ahok-Vero, Ini 7 Faktor Prediksi Cerai Menurut Sains

Kompas.com - 08/01/2018, 20:33 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

Mungkin terdengar tidak adil menyebut pasangan yang memiliki tingkat pendidikan yang rendah lebih rentang bercerai. Sayangnya, itulah yang ditemukan dalam sebuah penelitian.

Laporan yang dipublikasikan dalam situs Bureau of Labor Statistics pada 2013 menyebut, kemungkinan sebuah pernikahan berujung perceraian lebih rendah untuk orang-orang yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi. Laporan tersebut juga menjelaskan bahwa pernikahan orang yang tidak lulus SMA berkhir dengan perceraian 30 persen lebih tinggi dibanding dengan lulusan universitas.

Hal ini mungkin berkaitan dengan fakta bahwa tingkat pendidikan yang rendah dikaitkan dengan pendapatan yang rendah pula. Dari hal tersebut, diprediksi kehidupan rumah tangga seseorang akan lebih menegangkan.

"Apa yang saya pikir sedang terjadi adalah benar-benar sulit untuk memiliki pernikahan yang produktif dan  bahagia saat keadaan hidup Anda sangat menegangkan serta ketika kehidupan sehari-hari Anda melibatkan, katakanlah tiga atau empat rute bus untuk ke tempat kerja," ungkap Eli Finkel, seorang psikolog dikutip dari Business Insider, Minggu (08/10/2017).

4. Menunjukkan penghinaan pada pasangan

John Gottman, seorang psikolog di University of Washington menyebut bahwa ada 4 perilaku yang dapat memprediksi perceraian dengan akurasi tinggi.

a. Menghina, yaitu melihat pasangan lebih rendah atau lebih buruk dari Anda.

b. Kritik, yaitu mengomentari karakter pasangan.

c. Defensif, sering seolah menjadi korban saat keadaan sulit.

d. Menghalangi atau memblokir pembicaraan.

Temuan tersebut didapatkan setelah Gottman melakukan penelitian selama 14 tahun terhadap 79 pasangan yang tinggal di Midwest, Amerika Serikat.

Baca juga: Ahok Ajak Masyarakat Rajin Minum Susu dan Berolahraga

5.Terlalu sayang saat menjadi pengantin baru

Rasanya bukan masalah besar jika pengantin baru menunjukkan kemesraannya. Tapi jika ditarik terpisah, ternyata hal ini bisa menjadi masalah besar.

Hal ini dibuktikan dengan temuan yang dipublikasikan dalam jurnal Interpersonal Relation and Group Processes pada 2001. Ted Huston, seorang psikolog yang telah mengikuti 168 pasangan selama 13 tahun (sejak hari pernikahan) melakukan banyak wawancara dengan pasangan selama penelitian berlangsung.

Dilansir dari laman Psychology Today, 9 Juni 2016, pasangan yang pernikahannya dimulai dengan romantisme sangat mudah dicurigai untuk bercerai. ITu karena intensitas kemesraannya terlalu sulit dipertahankan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com