Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menalar LGBT di Luar Perspektif Agama, Bagaimana Genetika Melihatnya?

Kompas.com - 04/01/2018, 11:49 WIB

Para lelaki homoseksual pun terbelah: Di satu sisi, klaim ini dapat memberi pembenaran terhadap ungkapan “Saya memang terlahir seperti ini” tapi di sisi lain, ada potensi mengerikan untuk deteksi homoseksualitas dan diskriminasi.

Studi-studi sejenis memberikan hasil yang bertolak belakang. Belakangan, sebuah penelitian menemukan asosiasi gen pada tiga kromosom lain.

Tahun lalu, sebuah studi yang lebih luas terhadap kakak beradik lelaki gay, memanfaatkan banyak penanda genetika yang tersedia dari Proyek Genome Manusia, menegaskan temuan yang didapat Dean Hamer, serta mendeteksi “gen gay” lainnya pada kromosom 8. Ini menciptakan kehebohan baru.

Namun mengapa mesti heboh ketika kita sudah mengetahui tentang variasi gen gay pada spesies dari lalat hingga mamalia? Homoseksualitas itu cukup umum di dalam kerajaan binatang.

Misalnya, ada variasi yang mempengaruhi preferensi pasangan pada tikus dan sebuah mutasi pada lalat buah mengakibatkan pejantan merayu pejantan lain alih-alih betina.

Apakah 'Gen Gay' Betul-betul 'Alel' Pecinta Lelaki

Pertanyaan besarnya bukanlah apakah “gen gay” benar-benar ada pada manusia, melainkan mengapa gen-gen tersebut sangat umum (diperkirakan sekitar 5-15%). Kita tahu bahwa lelaki gay memiliki rerata anak lebih sedikit, jadi bukankah seharusnya variasi gen ini lenyap?

Ada beberapa teori. Satu dekade lalu saya bertanya-tanya apakah variasi gen gay memiliki pengaruh lain yang meningkatkan kemungkinan memiliki keturunan (“kebugaran evolusioner”), dan mewariskan alel gay.

Ini situasi lumrah yang (disebut “polimorfisme seimbang”) di mana sebuah alel bersifat menguntungkan pada satu situasi, tapi tidak pada situasi lain.

Contoh klasik situasi ini adalah penyakit darah anemia sel sabit, yang menyebabkan penyakit dan kematian bila Anda memiliki dua alel, tapi resisten terhadap malaria bila Anda hanya memiliki satu, sehingga jamak pada daerah malaria.

Sebuah kategori istimewa yakni “gen antagonis seksual” yang meningkatkan kebugaran genetika pada satu jenis kelamin tapi tidak demikian di jenis kelamin lain; beberapa bahkan mematikan. Kita memiliki banyak contoh pada berbagai spesies. Mungkin alel gay hanyalah satu di antaranya.

Mungkin alel “pecinta lelaki” pada perempuan meningkatkan kecenderungan untuk kawin lebih cepat dan punya anak lebih banyak. Bila saudara perempuan, ibu dan bibi mereka memiliki anak lebih banyak yang berbagi beberapa gen mereka, hal tersebut akan mengompensasi jumlah anak yang lebih sedikit dari laki-laki gay.

Baca Juga : Heboh Pasangan Gay Adopsi Anak, Apa Kata Para Peneliti?

Dan demikianlah yang terjadi. Jauh lebih banyak anak. Sebuah kelompok Italia menunjukkan, kerabat perempuan dari laki-laki gay memiliki anak 1,3 kali lebih banyak ketimbang kerabat perempuan dari laki-laki heteroseksual. Ini adalah keuntungan selektif sangat besar yang dimiliki alel pecinta lelaki pada perempuan, dan mengimbangi kerugian selektif yang ditimbulkannya pada laki-laki.

Saya terkejut penelitian ini kurang terkenal, dan penjelasannya terabaikan dalam seluruh debat soal “normalitas” perilaku homoseksual.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com