Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurut Peneliti, Poster Anti Rokok Justru Memicu Remaja Merokok

Kompas.com - 29/12/2017, 20:32 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Penulis

KOMPAS.com -Pemandangan poster dilarang merokok atau himbauan dampak rokok terhadap kesehatan sangat sering dilihat. Tapi, apakah larangan itu benar efektif?

Dalam studi terbaru dari lembaga nirlaba di Amerika Research And Development (RAND), menemukan bahwa poster anti rokok justru memicu keinginan orang ingin merokok.

Penemuan kontroversial tersebut bertolak belakang dengan tujuan awal kampanye anti merokok yang dilakukan pemerintah atau organisasi kesehatan.

"Temuan kami bertentangan dengan ekspektasi akal sehat dan menyarankan merubah strategi anti-merokok yang sudah menyimpang terlalu jauh," kata William Shadel, penulis utama studi ini dan seorang peneliti senior di RAND.

Penelitian yang dimuat dalam Jurnal Nicotine & Tobacco Research tersebut menjelaskan bahwa poster itu tidak terlalu efektif mengurangi jumlah perokok atau niat orang untuk merokok.

Baca juga: Tidak Ada Rokok yang Lebih Sehat, Semua Berbahaya!

Penelitian ini dilakukan di sebuah laboratorium sosial yang dibuat mirip toko serba ada (toserba). Peneliti mencatat respons remaja yang masuk dan melihat poster.

Peneliti meletakkan satu dari sembilan poster yang menurut Food and Drug Administration (FDA) Amerika paling efektif mengurangi keinginan remaja untuk merokok di toserba mereka.

Poster itu menggambarkan mulut yang sakit dengan kata-kata "PERINGATAN: Rokok menyebabkan kanker."

Lalu, RAND meneliti 441 remaja berusia 11 sampai 17 tahun untuk mengetahui tentang merokok dan menanyakan hal-hal lain.

Pertanyaan diberikan sebelum dan sesudah berbelanja di toko toserba tiruan.

Dari survei, sekitar 5 persen peserta sebelumnya sudah merokok dan sekitar 20 persen remaja dianggap berisiko merokok.

Baca Juga: Lawan Limbah, Ilmuwan Usulkan Aspal dari Puntung Rokok

Remaja yang berkomitmen untuk tidak merokok tampak tidak terpengaruh untuk merokok. Namun, bagi remaja yang rentan untuk merokok, poster tersebut justru memicu menjadi perokok.

Berdasarkan hasil riset itu, pemasangan poster dan label bahaya merokok tidak mempengaruhi nilai penjualan perusahaan rokok. Justru poster grafis anti merokok tersebut semakin meningkatkan kerentanan remaja untuk merokok di masa depan.

"Sangat mungkin remaja yang rentan merokok merespon iklan tersebut secara defensif, bisa tidak peduli atau tidak percaya sepenuhnya terhadap peringatan bahaya kesehatan yang digambarkan di poster tersebut," kata Shadel seperti dikutip dari Science Daily, 13 Desember 2017.

Baca Juga: Mampukah Aturan Ketat Rokok di Australia Turunkan Jumlah Perokok?

Peneliti mengatakan kekurangan studi mereka adalah hanya menguji satu poster anti rokok dengan gambar remaja. Peneliti tidak bereksperimen dengan berbagai ukuran poster atau variasi penempatan toko yang lebih besar.

"Temuan kami menunjukkan bahwa pembuat kebijakan harus berhati-hati saat mempertimbangkan poster peringatan grafis sebagai bagian dari pendidikan anti tembakau di lingkungan ritel," kata Shadel.

"Tindakan semacam ini memerlukan penelitian lanjutan atau strategi tersebut harus ditinggalkan demi tujuan kampanye anti-merokok yang memiliki tujuan baik," katanya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau