JAKARTA, KOMPAS.com - Tak perlu bertanya-tanya mana rokok yang lebih sehat untuk tubuh Anda, karena jawabannya tidak ada. Bila kemudian muncul rokok rendah nikotin atau rendah tar, juga tidak dapat dibenarkan menjadi lebih aman.
"Tidak ada yang namanya rokok itu sehat karena kita memasukkan bahan berbahaya ke dalam tubuh walaupun ada yang dosisnya lebih rendah. Tapi itu kan semuanya racun. Suatu saat akan menimbulkan bahaya," ujar dokter spesialis paru dari Rumah Sakit Persahabatan, Agus Dwi Susanto saat dihubungi Kompas.com, Selasa (7/3/2017).
Menurut Agus, klaim rendah tar atau nikotin hanya istilah pemasaran produk rokok saja. Namun, rokok yang kandungan tar dan nikotinnya lebih tinggi kemungkinan memang meningkatkan risiko timbulnya penyakit akibat merokok jadi lebih cepat.
"WHO pun mengatakan, tidak ada batas aman untuh bahan-bahan yang bersifat toksik (racun), terutama karsinogen. Rokok apapun bentuknya pasti tidak sehat. Semua berbahaya walaupun kandungannya lebih rendah," jelas Agus.
Begitu pula dengan adanya rokok elektronik atau vape. Uap yang dihasilkan dari hisapan vape bisa menimbulkan radikal bebas akibat reaksi cairan yang dipanaskan.
Penelitian juga menemukan, cairan vape yang dipanaskan dapat menghasilkan zat bersifat karsinogen yang memicu kanker. Jadi, cairan vape maupun uapnya tidak bebas dari bahan yang bersifat racun bagi tubuh.
Apalagi, rokok elektronik juga berisiko meledak saat digunakan. Dengan demikian, yang bisa diklaim lebih sehat adalah jika tidak merokok dan tidak terpapar asap rokok.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.