KOMPAS.com – Menghadapi tahun baru 2018, umumnya tiap orang akan membuat resolusi yang akan dicapai.
Diantara semua resolusi, yang paling umum adalah hidup sehat. Berolahraga tiga kali dalam sepekan tak hanya meningkatkan kesehatan tapi juga membuat tubuh bugar.
Namun, upaya menjadi sehat tentu tak mudah. Saat berolahraga, terkadang Anda merasakan alergi meski tak ada catat alergi sebelumnya.
Dalam dunia medis kondisi itu disebut dengan Exercise-Induced Anaphylaxis (EIA). Tak banyak yang mengidap EIA. Diperkirakan hanya 2 persen dari populasi.
Tingkat keparahan EIA berbeda tiap orang seperti alergi pada umumnya. Misalnya gatal-gatal, kulit memerah, sesak nafas, dan terkadang masalah pencernaan.
Jika terus berolahraga saat EIA terjadi, reaksinya bisa lebih parah, seperti penutupan tenggorokan, atau tekanan darah rendah, yang dapat menyebabkan kegagalan sirkulasi darah, hingga kematian.
Dilansir dari Science Alert pada Jumat (29/12/2017), saat reaksi alergi terjadi, sistem kekebalan tubuh membuat antibodi, protein dalam darah yang melawan bakteri dan benda asing.
Baca Juga : Joging Boleh, Lari Jangan, Apa Sebenarnya Maksud Para Dokter?
Antibodi kemudian melepaskan beberapa zat kimia sistem kekebalan yang berbeda meskipun sebetulnya tidak diperlukan. Misalnya histamin, zat yang menyebabkan gejala alergi seperti pilek dan kulit yang meradang.
Penyabab EIA bisa berasal dari makanan atau yang disebut dengan anafilaksis akibat olahraga (FDEIA). Reaksinya muncul saat berolahraga setelah makan makanan tertentu. Padahal, saat makan tak ada alergi yang muncul.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.