Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Ada Orang yang Alergi jika Olahraga? Ini Alasannya

Kompas.com - 29/12/2017, 20:24 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

KOMPAS.com – Menghadapi tahun baru 2018, umumnya tiap orang akan membuat resolusi yang akan dicapai.

Diantara semua resolusi, yang paling umum adalah hidup sehat. Berolahraga tiga kali dalam sepekan tak hanya meningkatkan kesehatan tapi juga membuat tubuh bugar.

Namun, upaya menjadi sehat tentu tak mudah. Saat berolahraga, terkadang Anda merasakan alergi meski tak ada catat alergi sebelumnya.

Dalam dunia medis kondisi itu disebut dengan Exercise-Induced Anaphylaxis (EIA). Tak banyak yang mengidap EIA. Diperkirakan hanya 2 persen dari populasi.

Tingkat keparahan EIA berbeda tiap orang seperti alergi pada umumnya. Misalnya gatal-gatal, kulit memerah, sesak nafas, dan terkadang masalah pencernaan.

Jika terus berolahraga saat EIA terjadi, reaksinya bisa lebih parah, seperti penutupan tenggorokan, atau tekanan darah rendah, yang dapat menyebabkan kegagalan sirkulasi darah, hingga kematian.

Dilansir dari Science Alert pada Jumat (29/12/2017), saat reaksi alergi terjadi, sistem kekebalan tubuh membuat antibodi, protein dalam darah yang melawan bakteri dan benda asing.

Baca Juga : Joging Boleh, Lari Jangan, Apa Sebenarnya Maksud Para Dokter?

Antibodi kemudian melepaskan beberapa zat kimia sistem kekebalan yang berbeda meskipun sebetulnya tidak diperlukan. Misalnya histamin, zat yang menyebabkan gejala alergi seperti pilek dan kulit yang meradang.

Penyabab EIA bisa berasal dari makanan atau yang disebut dengan anafilaksis akibat olahraga (FDEIA). Reaksinya muncul saat berolahraga setelah makan makanan tertentu. Padahal, saat makan tak ada alergi yang muncul.

Menurut Medscape, makanan yang paling umum terkait dengan FDEIA adalah gandum, kerang, tomat, kacang tanah, dan jagung. Tapi makanan lain telah dilaporkan berdampak juga, seperti daging, buah, biji, susu, kedelai, selada, kacang polong, buncis, dan nasi.

Karena terlalu banyak, rasanya cukup sulit untuk menghindari makanan tersebut. Apalagi, FDEIA bisa terjadi tanpa memandang makanan apa yang Anda kunyah.

Meski demikian, EIA masih bisa dikendalikan. Satu-satunya cara adalah dengan berolaharaga intensitas rendah. Jika Anda senang dengan olahraga intensitas berat, cobalah untuk berenang karena belum dikaitkan dengan EIA.

Selain itu, cobalah berhenti makan selama enam hingga delapan jam sebelum berolahraga. Cuaca yang terlalu panas atau dingin juga bisa memperburuk reaksi EIA.

Kunjungilah dokter untuk mendapatkan saran dan mengetahui seberapa parah rekasi yang Anda miliki. Dokter mungkin akan memberian Epipen yang dilengkapi dengan adrenalin darurat (epinefrin) yang menghentikan reaksinya.

Baca Juga : Kompres Panas atau Dingin, Mana yang Cocok untuk Keram Saat Lari?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau