Para peneliti juga menemukan, hari libur lain seperti Paskah atau Thanksgiving tidak menghasilkan lonjakan kelahiran yang sama.
"Analisis kami memberikan bukti konvergensi yang kuat untuk hipotesis budaya: siklus reproduksi manusia didorong oleh budaya daripada adaptasi biologis terhadap siklus musiman," tulis laporan itu.
"Selanjutnya, puncak minat seks yang teramati terjadi di sekitar libur keagamaan yang berorientasi keluarga, di berbagai belahan dan budaya yang berbeda, dan ukuran suasana hati kolektif pada liburan ini berkorelasi dengan minat seks sepanjang tahun di luar liburan ini," ungkap laporan tersebut.
Baca juga: Awas, Seks Oral Bisa Memicu Kanker Lidah, Mulut, dan Tenggorokan
Profesor Rocha mengatakan bahwa wawasan baru ini dapat membantu menargetkan kampanye kesehatan masyarakat di masa depan. Ia juga menjelaskan bahwa hasil yang kuat "cenderung berlaku di negara-negara berkembang" di mana data tidak tersedia.
"Jenis analisis ini mewakili sumber data baru yang kuat bagi peneliti ilmu sosial dan peneliti aturan publik," tutupnya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.