KOMPAS.com -- Rusa kutub adalah hewan yang memiliki banyak keunggulan. Selain terpilih sebagai penarik kereta Sinterklas, rusa kutub juga memiliki kemampuan adaptasi yang luar biasa.
Tidak percaya? Rusa kutub atau Rangifer tarandus yang termasuk dalam keluarga Cervid dapat ditemui hampir di seluruh belahan dunia, di wilayah boreal atau hutan di sekitar Kutub Utara, tundra, arktik dan pegunungan di Asia Utara, Amerika Utara, bahkan di Eropa.
Persebaran ini adalah salah satu indikasi kehebatan adaptasi rusa kutub yang berbeda dengan jenis rusa lainnya.
Selain itu, rusa kutub adalah satu-satunya dari keluarga rusa atau Cervid yang bisa diternakkan. Baik rusa jantan atau betina juga bisa memiliki tanduk yang panjang dan kuat.
Lalu, dibandingkan dengan sapi, susu rusa kutub rendah laktosa dan lebih kaya protein. Kandungan ini sangat menguntungkan bagi pecinta susu rendah laktosa yang akhir-akhir ini semakin banyak peminatnya.
Baca Juga: Terbukti dari Abad ke-4, Inikah Tulang Panggul Sinterklas?
Banyaknya keunggulan dari rusa kutub ini membuat para ilmuwan tertarik meneliti gen dari hewan ini untuk memberikan pemahaman terhadap proses evolusi dan penjinakan, serta cara beternak dan adaptasi terhadap lingkungan ektsrem yang dimiliki gen rusa kutub.
Tim peneliti dari Chinese Academy of Agricultural Sciences di Changchun dan Northwestern Polytechnical University di Xi'an mengambil sampel darah dari seekor rusa betina berusia dua tahun dari peternakan yang dikelola oleh seorang pemburu liar di Ewenki, Pegunungan Greater Khingan di China.
Setelah memeriksa sampel darah, peneliti mengurutkan dan mencatat data untuk menunjukkan kualitasnya gennya. Untuk itu, perbandingan dilakukan antara gen rusa dengan gen spesies yang terdekat dan manusia.
Hasilnya, ukuran gen rusa adalah 2.6 GB atau 2.6 miliar pasangan basa. Angka ini lebih kecil dari manusia, sapi, dan kambing, tetapi sama dengan domba.
Baca Juga: Sinterklas Nyata, Arkeolog Klaim Temukan Makamnya
Zheping Li, profesor di Institute of Special Animal and Plant Sciences di Chinese Academy of Agricultural Sciences, berkata bahwa analisis tersebut juga mengamati 335 gen khusus dari rusa kutub yang membantu dalam memahami mengapa gen rusa kutub begitu istimewa.
Temuan yang telah diterbitkan di Gigascience ini juga membantu untuk merangkai Pohon Evolusi dengan menggunakan gen yang baru dan gen yang sudah tersedia.
Ternyata, rusa, sapi, dan kambing terpisah dari nenek moyang yang sama sekitar 29,6 juta tahun yang lalu, pada zaman Oligosen dimana salah satu perubahan utamanya adalah ekspansi global di padang rumput.
Dikutip dari Sciencedaily pada Rabu (1/11/2017), penelitian ini merupakan salah satu pemenang kompetisi GigaScience dan dipromosikan untuk penelitian baru yang mutakhir.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.