Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bau Mulut? Bisa Jadi Bukan karena Makanan, tetapi Mutasi Genetik

Kompas.com - 22/12/2017, 19:04 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber seeker

"Pada semua pasien, mutasi ini diwariskan dari ayah. Pada akhirnya, jumlah anggota (yang memiliki masalah bau mulut) pada laki-laki dan perempuan sama," kata Wevers.

Peneliti memperkirakan bahwa 1 dari 90.000 orang membawa gen mutasi ini.

Baca juga : Kisah Joy Milne, Perempuan yang Bisa Mencium Bau Penyakit Parkinson 

Sayangnya, belum ada obat yang dapat mengatasi halitosis ini. Peneliti hanya dapat menyarankan untuk menghindari makanan yang mungkin akan memperburuk bau napas.

Meski memiliki bau mulut parah, hal ini tidak mengurangi kemampuan indra pengecap untuk mencicipi makanan. Hanya saja, bau mulut itu akan mengganggu orang lain daripada diri sendiri, karena orang yang memiliki masalah bau mulut sudah terbiasa dengan bau napasnya.

Peneliti juga mengkhawatirkan bila masalah bau mulut kronis yang dialami sebagian orang dapat memicu perkembangan kanker, seperti kanker payudara, ginjal, dan usus besar. Sebab, methanethiol dan dimetilsulfida telah diidentifikasi pada banyak jenis kanker.

Sampai sejauh ini, tidak ada bukti bahwa pasien yang memiliki halitosis kronis dan terlibat dalam penelitiannya berisiko tinggi terkena kanker.

Meski demikian, para peneliti tetap akan menyelidiki lebih lanjut. Selain itu, mereka juga berniat mencari tahu perawatan yang tepat untuk halitosis kronis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber seeker
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com