Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendaki Dengar Suara Misterius di Gunung Everest, dari Mana Asalnya?

Kompas.com - 22/12/2017, 12:04 WIB
Monika Novena

Penulis

KOMPAS.com -- Menggapai puncak Gunung Everest tentu menjadi impian para pendaki di seluruh dunia. Namun tahukah Anda bahwa selain kondisi alamnya, pendaki perlu mewaspadai untuk menjadi gila sementara di gunung tertinggi dunia ini?

Beberapa pendaki mengaku mendengar suara-suara misterius di ketinggian tertentu, dan asal muasal suara itu masih belum terjelaskan hingga sekarang.

Namun, sebuah penelitian yang telah dipublikasikan di jurnal Psychological Medicine mungkin telah menemukan kuncinya.

Pada ketinggian yang ekstrem, pendaki gunung ternyata sering mengalami psikosis, sebuah gangguan mental di mana seseorang tidak lagi berhubungan dengan kenyataan.

Gejala psikosis ini meliputi halusinasi dan delusi yang memicu para pendaki menjadi bertingkah aneh untuk beberapa saat.

Baca juga: Mengapa Everest Begitu Mematikan? 

"Gunung memang sangat indah, tapi kami tidak berharap gunung bisa membuat kita gila," kata Dr Hermann Brugger, kepala Institute of Mountain Emergency Medicine di Eurac Research Bolzano, Italia.

Psikosis yang terjadi di gunung ini disebut dengan Psikosis Ketinggian Terisolasi. Gejala ini, menurut Brugger, mungkin terjadi pada ketinggian lebih dari 7.000 meter di atas permukaan laut.

Pendaki gunung dan ahli anestesi Dr Jeremy Windsor pernah mengalaminya saat mendaki Gunung Everest pada tahun 2008.

Dia mengalami kejadian aneh. Di ketinggian lebih dari 8,2 kilometer, Windsor mengaku bertemu dengan seorang pria bernama Jimmy.

Jimmy menemaninya sepanjang hari, menyemangatinya, dan kemudian lenyap tanpa bekas.

Hingga sekarang, dokter umumnya mengira jika psikosis ini merupakan gejala penyakit ketinggian yang terjadi akibat kekurangan oksigen yang dialami di dataran tinggi dan bisa memicu penumpukan cairan yang berpotensi mematikan paru-paru atau otak.

Namun, analisis yang dilakukan oleh Windsor dan rekan-rekannya menemukan bahwa keadaan Psikosis Ketinggian Terisolasi ini berbeda dengan penyakit ketinggian.

Untuk mencapai kesimpulan tersebut, peneliti menganalisis data dari 83 peristiwa psikosis di dataran tinggi yang dikumpulkan dari literatur gunung Jerman.

Baca juga: Gunung Raksasa Baru Ditemukan, Tingginya Setengah Everest 

Peneliti juga mencoba mensimulasikan kasus psikosis ini dengan menempatkan relawan di kamar yang dikondisikan seperti berada di ketinggian ekstrem, seperti misalnya dengan oksigen rendah dan tekanan udara yang rendah

Hasilnya, mereka menemukan kalau relawan mendengar suara-suara. Namun, gejala yang terjadi ini tidak berhubungan dengan penyakit ketinggian atau penyakit jiwa yang diderita pendaki di masa lalu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau