KOMPAS.com - HIV/AIDS masih menjadi penyakit mematikan di dunia. Jumlah orang yang mengidap penyakit ini terus meningkat setiap tahunnya.
Dengan melakukan screening atau pemindaian sejak dini, maka pengobatan dapat segera dilakukan. Dengan informasi itu, setidaknya akan mengurangi angka penularan karena seseorang sudah mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya.
Nah, pada usia berapakah sebaiknya melakukan screening untuk mengetahui hal itu? Para peneliti menyarankan usia terbaik melakukan deteksi HIV adalah umur 25 tahun.
Baca juga : Kisah Hages Budiman sebagai Perempuan dan Ibu dengan HIV
Dilansir dari Time, Selasa (19/12/2017), Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) awlanya merekomendasikan agar semua orang yang berusia 13 sampai 64 tahun diwajibkan untuk melakukan tes HIV, setidaknya satu kali.
Sementara itu, Satuan Tugas Layanan Pencegahan AS menyarankan bahwa deteksi HIV sebaiknya dilakukan sedini mungkin, minimal pada usia 15 tahun.
Mereka juga menyarankan untuk orang yang berisiko tinggi memiliki HIV, seperti orang-orang yang aktif berhubungan seksual, pasangan LGBT yang aktif melakukan hubungan seksual, dan pengguna narkoba, harus melakukan tes setiap tahun.
Adanya pedoman rentang usia dalam melakukan tes HIV yang berbeda, membuat para pakar HIV dari pusat penanganan HIV dan beberapa rumah sakit di AS, bekerja sama untuk menentukan usia paling baik seseorang melakukan screening.
Pakar HIV yang berasal dari CDC, Massachusetts Department of Public Health, dan beberapa rumah sakit di Massachusetts melaporkan bahwa paling masuk akal adalah di umur 25 tahun.
Mereka sudah mempelajari data yang dimiliki CDC terkait diagnosa HIV sejak 2009 sampai 2013. Dari data tersebut, mereka menemukan bahwa tingkat infeksi baru tertinggi dialami oleh orang-orang yang berusia 22 sampai 25 tahun.
Para peneliti juga sudah menghitung biaya yang akan dikeluarkan oleh pengidap HIV untuk pengobatan apabila dia melakukan deteksi dini dibanding yang tahu terjangkit HIV sudah telat dan virus HIV sudah menyebar ke lebih banyak organ dalam tubuh.
Dari situlah peneliti mengatakan bahwa usia 25 tahun adalah saat yang tepat untuk menjalani tes HIV. Semakin cepat diketahui, virus HIV akan semakin cepat dicegah menyebar yang dapat membantu menekan ongkos perawatan.
Baca Juga : 9 Mitos soal HIV, Lupakan, Jangan Sampai Terjebak Mempercayainya
Hampir di seluruh dunia, 13 persen orang dewasa tidak mengetahui apakah dirinya terinfeksi HIV. Sementara itu, 51 persen remaja yang berusia 13 sampai 24 tahun tidak mengetahui status HIV-nya.
"Serapan pemindaian (screening) di bawah usia 18 tahun masih susah diketahui. Jika Anda mempertimbangkan semua pemeriksaan, maka tes pada usia 25 tahun lebih hemat biaya," kata Dr. Anne Neilan, instruktuk kedokteran di Harvard Medical School sekaligus pemimpin penelitian ini, dikutip dari TIME, Selasa (19/12/2017).
Tentu saja usia 25 tahun bukan jaminan untuk mencegah seseorang terinfeksi HIV. Namun, hal ini akan membantu memastikan banyak kasus sudah ditangani lebih awal dan orang-orang melakukan pengobatan. Dengan begitu, ODHA tidak perlu mengeluarkan biaya tinggi untuk melakukan perawatan HIV/AIDS stadium akhir.
Patokan ini juga dapat membantu dokter dan petugas kesehatan dalam memberi edukasi yang berkaitan dengan HIV. Neilan berharap informasi ini dapat mendorong orang-orang untuk melakukan tes HIV.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.