KOMPAS.com — Selama ini kita tahu bahwa roket yang diluncurkan Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) adalah roket sekali jalan. Namun, kali ini SpaceX membuat terobosan baru.
Perusahaan transportasi luar angkasa ini berhasil mendaur ulang roket dengan kapsul daur ulang untuk NASA.
Roket Falcon tak berawak tersebut meluncur untuk pengiriman Natal ke stasiun ruang angkasa ISS. Diperkirakan Falcon akan sampai di ISS pada waktu Natal.
Roket ini terbang lagi setelah mengalami perubahan selama enam bulan. Selain itu, di atas roket ini ada kapal luar angkasa Dragon, yang juga terbang untuk kedua kalinya.
Ini adalah pertama kalinya NASA menggunakan kembali roket Falcon dan hanya kedua dari penggunaan kapal antariksa Dragon.
Baca juga: Elon Musk Ungkap Pakaian Astronot Masa Depan Milik SpaceX
Setelah 10 menit lepas landas, pendorong tahap pertama roket ini kembali ke Stasiun Angkatan Udara Cape Caneveral. Di situlah ia mendarat kembali pada bulan Juni mengikuti peluncuran pertamanya.
Diperkirakan kapsul Dragon akan sampai di ISS pada hari Minggu (24/12/2017), tepat pada malam Natal. Kapsul ini terakhir mengunjungi stasiun luar angkas itu pada 2015.
Kali ini Dragon mengangkut hampir 2,3 ton barang, termasuk 40 tikus untuk penelitian tentang otot, sensor dampak pertama untuk mengukur puing-puing kecil antariksa yang besarnya seukuran biji pasir, serta biji barley untuk percobaan perkecambahan dengan BUdweiser yang telah menyajikan bir pertama di Mars.
Ven Feng, manajer NASA, mengatakan bahwa ia merasa sedikit dejavu menyaksikan peluncuran roket itu pada Jumat (15/12/2017). Itu karena ia menyaksikan kembali peluncuran dan pendaratan roket yang sama sebelumnya pada Juni.
"Cukup berprestasi," kata Feng dikutip dari New York Post, Sabtu (16/12/2017).
SpaceX sendiri selama dua tahun terakhir menyelamatkan sebanyak mungkin roket yang telah lepas landas. Alih-alih membiarkan roket pendorong pertama terbuang ke Atlantik, seperti roket orbital lainnya, mereka mendaratkan kembali roket-roket tersebut ke Cape Canaveral.
Bahkan, bila diperlukan, kekuatan ekstra dari roket digunakan untuk mendorong satelit sangat tinggi ke media terapung di samudra.
Kirk Shireman, manajer program NASA, mengatakan, reusability atau penggunaan kembali merupakan masa depen untuk penerbangan luar angkasa.
Baca juga: Demi Buktikan Bumi Datar, Pria Ini Akan Tunggangi Roket Buatannya
"Kenyataannya, bisanis ruang angkasa didominasi oleh biaya peluncuran sehingga penurunan biaya sangat penting bagi semua orang," ungkap Shireman.
NASA sebenarnya telah meluncurkan kapsul bekas pertamanya pada Juni. Namun, para jajaran manajer mereka menunggu hingga SpaceX punya tiga roket yang diluncurkan ulang sebelum mereka meletakkan peralatan NASA dan bereksperimen dengan roket Falcon bekas.
Shireman mengatakan, setelah tinjauan mendalam, risiko menerbangkan roket yang digunakan kembali dibandingkan dengan yang baru dianggap cukup setara.
Peluncuran kembali roket pada Jumat kemarin merupakan yang keduapuluh kali dilakukan SpaceX.
Jessica Jensen, manajer SpaceX, mengatakan, perusahaannya bertujuan menggunakan kembali roket dan kapsul lebih dari dua kali. Jensen menyebut, satu-satunya cara untuk membawa ribuan orang keluar angkasa seperti impian Elon Musk (CEO SpaceX) adalah dengan mengurangi biaya peluncuran secara drastis.
Suksesnya peluncuran roket Falcon dan kapsul Drgaon pada Jumat kemarin berarti SpaceX telah berhasil memperkenalkan ketiga landasannya. Pengenalan ketiga landasan roket tersebut dilakukan pada tahun yang sama, dua di Florida dan satu lagi di California.
"Ini adalah cara fantastis untuk mengakhiri tahun ini dengan memperkenalkan SpaceX East Coast (wilayah pantai Timur Amerika Serikat yang digunakan SpaceX untuk peluncuran roket)," kata Jensen.
Baca juga: Roket SpaceX Meluncur dari Landasan Misi ke Bulan Neil Armstrong
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.