KOMPAS.com - Sebuah keajaiban medis kembali terjadi. Kali ini seorang bayi lahir dari embrio yang dibekukan selama hampir seperempat abad.
Emma Wren Gibson, serorang bayi perempuan yang lahir pada 25 November 2017. Ada hal unik dari kelahitan Emily, yaitu embrio bayi ini sebelumnya dibekukan pada 14 Oktober 1992, menurur laporan CNN.
Dengan kata lain, bayi ini terlahir dari embrio yang dibekukan selama 24 tahun. Ini merupakan sebuah keajaiban mengingat lamanya embrio ini beku sebelum menghasilkan kehamilan yang sukses dan kelahirannya berhasil.
Sebenarnya, embrio Emma memang diciptakan khusus untuk fertilisasi in vitro (bayi tabung) oleh pasangan donor anonim. Embrio ini tetap beku sambil menunggu pasangan yang mau mengadopsinya.
Baca juga : Heboh Pasangan Gay Adopsi Anak, Apa Kata Para Peneliti?
Barulah pada 13 Maret 2017 oleh Carol Sommerfelt, direktur laboratorium embriologi di Pusat Donor Embrio Nasional Amerika Serikat, embrio Emma dicairkan. Ia diberikan pada pasangan Tina dan Benjamin Gibson.
Saat itu, pasangan ini cukup terkejut karena usia embrio ini hanya selisih satu tahun dengan calon ibunya.
"Apakah Anda menyadari bahwa saya berusia 25 tahun? Embrio ini dan saya bisa menjadi teman terbaik," kata Tina Gibson dikutip dari CNN, Rabu (20/12/2017).
Pasangan Gibson ini sendiri telah menikah tujuh tahun yang lalu. Sayangnya, Benjamin mengalami fibrosis kistik yang membuat kemandulan sering terjadi.
Mereka kemudian menolak larut dalam kesedihan. Mereka memutuskan mengadopsi anak.
"Kami telah memutuskan bahwa kami lebih cenderung mengadopsi dan kami baik-baik saja dengan itu," ungkap Tina.
Sebelum mencoba menanamkan embrio, pasangan ini merawat beberapa anak dan senang melakukannya. Saat istirahat mengasuh anak-anak tersebut, mereka menyempatkan diri untuk berlibur selama seminggu.
Saat mengantarkan anjing ke rumah orang tua Tina, ayah Tina memberitahu mereka tentang adopsi embrio ini dan menyarankan mereka melakukannya.
Baca juga: Kali Pertama di AS, Bayi Lahir dari Hasil Transplantasi Rahim
Awalnya, Tina mengatakan tak tertarik. Tapi selama perjalanan liburannya, Tina dan Benjamin tak bisa berhenti memikirkan saran ayah Tina tersebut.
Sepulang dari liburan, mereka berusaha mencari tahu tentang adopsi embrio. Sampailah mereka pada Pusat Dinasi Embrio Nasional di Knoxville, Tennessee yang dapat memfasilitasi transfer embrio beku.
"Selama bulan Agustus tahun lalu, saya melihat Benjamin dan berkata 'saya pikir kita perlu mengajukan permohonan adopsi embrio'... Kami mengisi aplikasi dan mengirimkannya malam itu," ujar Tina.
Bulan Desember 2016, Tina menjalani pengobatan untuk melakukan "transfer tiruan". Baru pada Januari 2017, tes tersebut selesai meski Tina harus melakukan prosedur untuk mengeluarkan polip di rahimnya.
Pada Maret 2017, pasangan ini dinyatakan siap untuk segala prosedur adopsi embiro. Sebelumnya mereka harus memilih embrio dengan melihat "profil" donor yang mencantumkan informasi genetik dari orang tua genetiknya.
Setidaknya ada 300 profil yang harus mereka lihat.
"Itu sangat banyak. Ada begitu banyak dan ini seperti bagaimana Anda memilih?" Kata Tina.
Singkat cerita, mereka memilih Emma. Saat itulah pasangan tersebut diberitahu oleh Sommerfelt bahwa ini rekor dunia.
Pada 2014, Pacific Standard melaporkan, proses adopsi embrio sendiri semakin populer karena lebih murah daripada adopsi tradisional dan lebih efisen daripada bayi tabung. Hal ini bisa lebih berhasil jika embrio sehat dan ibu angkatnya tanpa hambatan medis sebelum menjalani kehamilan.
Baca juga: Sebuah Kisah Nyata, Bayi 1,5 Tahun yang Lahir Dua Kali dalam Hidupnya
Bahkan cara ini 50 persen lebih mungkin melahirkan daripada cara bayi tabung tradisional.
Menurut laporan CNN, embrio adopsi ini sering kali berasal dari sis keluarga yang telah menyelesaikan program bayi tabungnya. Dengan kata lain, keluarga tersebut tak membutuhkan embrio tambahan.
Meski para ilmuwan tahu bahwa secara teoretis embrio dapat dibekukan selama beberapa dekade dan dapat berkembang, namun Emma tetap mencatat rekor dunia.
Emma menjadi bayi yang lahir dari embrio beku terlama. Untungnya, hal ini tak mengganggu keluarga Gibson.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.