Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 19/12/2017, 17:23 WIB
|
EditorYunanto Wiji Utomo

Hal lain yang perlu dipertimbangkan dalam memilih pohon Natal lainnya adalah bagaimana ketika Natal telah usai. Apakah pohon Natal Anda akan dibuang begitu saja, atau mendaur ulangnya?

Beberapa orang mungkin akan mencoba membuatnya sebagai kompos dari pohon asli. Mungkin juga Anda akan membakar atau membuangnya ke tempat sampah begitu saja.

Tapi bagaimana dengan pohon Natal buatan? Beberapa mungkin akan Anda jual sebagai rongsokan, tapi yang paling sering adalah dibuang begitu saja karena pohon buatan ini tak dapat di daur ulang.

Baca juga: Misteri Pohon Aneh yang Selalu Tumbuh ke Arah Khatulistiwa

Jadi, Manakah yang Memiliki Dampak Lingkungan Lebih Besar?

William Paddock, direktur pelaksana WAP Sustainability Consulting di Chattanooga yang mengawasi penelitian ini menyebutkan bahwa dengan perbandingan satu lawan satu, pohon asli membutuhkan sumber daya yang jauh lebih sedikit untuk mendapatkan pelanggan dibandingkan pohon buatan.

Namun jika Anda berencana untuk menggunakan kembali pohon buatan, seperti yang dilakukan banyak orang, maka ini akan memberikan dampak baik untuk lingkungan.

"Seiring berjalannya waktu, ada titik impas," kata Paddock dikutip dari LA Times, Kamis (14/12/2017).

"Pertanyaannya menjadi, berapa tahun yang dibutuhkan," imbuhnya.

Perkiraan paling konservatif menyebutkan bahwa dibutuhkan waktu sembilan tahun untuk terus menggunakan satu pohon buatan daripada membeli pohon asli setiap tahun. Tapi Paddock menyebut enam tahun angka yang lebih masuk akal.

Belum ada data berapa lama rata-rata orang memakai pohon buatan sebelum membuangnya.

"Tidak banyak orang yang menggunakannya sekali saja dan tidak pernah lagi," ungkapnya.

"Orangtuaku punya (pohon buatan) yang digunakan sejak aku berumur 10 tahun," sambungnya.

Baca Juga: Bagaimana Pohon Palem Tetap Berdiri meski Diterjang Badai?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+