Hal itu semakin dikuatkan dengan fakta ditemukannya saluran dari makam Ratu Huarmey ke bilik luar yang memiliki kandungan residu chicha. Saluran ini memungkinkan orang-orang untuk berbagi alkohol dengan sang ratu, meski makamnya sudah ditutup.
"Bahkan setelah kematiannya, penduduk setempat masih minum bersamanya," kata Giersz.
Rekonstruksi wajah
Kekayaan sang Ratu yang memukau membuat tim makin penasaran untuk mengetahui seperti apa rupanya. Pada musim semi tahun 2017, Giersz berkonsultasi dengan arkeolog Oscar Nilsson, yang terkenal sebagai ahli merekonstruksi wajahnya. Hal itu dilakukan untuk 'menghidupkan' kembali Ratu Huarmey.
Untuk mengetahuinya, Nilsson tidak menggunakan bantuan komputer. Sebaliknya, dia melakukan pendekatan manual untuk rekonstruksi sang Ratu. Dengan menggunakan model cetak tengkorak sang ratu sebagai dasarnya, Nilsson membangun kembali wajahnya dengan tangan.
Nilsson mengandalkan konstruksi tengkorak, serta kumpulan data yang memungkinkannya memperkirakan ketebalan otot dan daging di atas tulang untuk panduan. Sebagai referensi, dia juga menggunakan foto-foto orang asli Andean yang tinggal di dekat El Castillo de Huarmey.
Secara keseluruhan, Nilsson menghabiskan waktu 220 jam untuk membangun kembali wajah sang Ratu, dengan perhatian pada setiap detail yang kecil. Untuk merekonstruksi model rambutnya, Nilsson menggunakan rambut asli dari wanita Andes tua, yang dibeli Gilesz di pasar penyuplai wig Peru.
"Agar terlihat nyata, saya secara bertahap masuk ke dalam proses yang lebih artistik, di mana saya perlu menambahkan sesuatu dari ekspresi manusia atau percikan kehidupan. Hal ini agar tidak mirip manekin," kata Nilsson.
Rencananya, rekonstruksi ini akan dipamerkan pada 14 Desember nanti di sebuah pameran artefak Peru yang dibuka di Museum Nasional Etnografi di Warsawa, Polandia.
"Saya sudah mengerjakan seperti ini selama 20 tahun. Sudah banyak proyek menarik, tapi yang ini benar-benar lain. Sehingga saya tidak bisa menolak proyek ini," kata Nilsson.
Berikut video rekonstruksi sang Ratu Huarmey
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.