Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sains "Hidupkan Kembali" Wajah Ratu Huarmey Berusia 1.200 Tahun

KOMPAS.com - Sekitar 1.200 tahun yang lalu, seorang bangsawan kaya raya berusia kira-kira 60 tahun dimakamkan bersama dengan berbagai harta karunnya, seperti perhiasan, botol-botol, dan alat tenun yang terbuat dari emas.

Setelah ribuan tahun terkubur dan tak tersentuh, makam yang terletak di luar pesisir Huarmey tersebut ditemukan sekitar lima tahun lalu. Penemuan makam tersebut membawa para arkeolog untuk mencari tahu seperti apakah wajah asli perempuan itu dengan merekonstruksinya.

"Saat saya pertama kali melihat hasil rekonstruksinya, saya seperti melihat beberapa wajah teman dari Huarmey ada di wajah (fosil) ini. Gennya sama," kata Milosz Giersz, arkeolog yang menemukan makam bangsawan itu, dikutip dari National Geographic, Rabu (13/12/2017).

Penerima beasiswa National Geographic itu menemukan makam El Castillo de Huarmey bersama dengan arkeolog Peru, Roberto Pimentel Nita.

Situs tersebut dulunya merupakan kompleks candi besar untuk budaya Wari, yang mendominasi kawasan itu selama berabad-abad sebelum bangsa Inca yang lebih terkenal muncul, dan menjadi tempat peristirahatan terakhir bagi 58 wanita bangsawan, termasuk empat ratu atau putri.

"Ini adalah sebuah temuan terpenting dalam beberapa tahun terakhir," kata Cecilia Pardo Grau, kurator seni pra-Columbus di Museum Seni Lima, dalam sebuah wawancara.

Ratu Huarmey

Salah satu perempuan yang kemudian wajahnya dikonstruksi itu dijuluki Huarmey Queen atau Ratu Huarmey.

Makamnya megah, berbeda dari makam yang lain. Sebab, dia memiliki ruang khusus  dan dikelilingi perhiasan beserta barang mewah lainnya. Di dalam makam tersebut juga ditemukan hiasan telinga dari emas, kapak seremonial tembaga, dan piala perak.

Dalam pemeriksaan lanjutan yang dilakukan, tim Giresz menjawab rasa penasaran siapa sebenarnya perempuan berlimang harta itu.

Mereka mendapatkan fakta bahwa Ratu Huarmey sama seperti bangsawan lain yang lebih banyak menghabiskan waktunya untuk duduk dan dia menggunakan tubuh bagian atas secara terus menerus. Tulang panggulnya menunjukkan bahwa ia menghabiskan hidupnya untuk menenun.

Keahlian itu kemudian menjelaskan status elitnya. Di antara budaya Wari dan budaya Andean, tekstil dianggap lebih berharga daripada emas atau perak. Sebab, untuk membuatnya membutuhkan waktu yang sangat lama.

Giersz mengatakan bahwa tekstil kuno yang ditemukan di tempat lain di Peru, disebut dibuat dengan memakan waktu dua sampai tiga generasi untuk menenun.

Dari fakta tersebut, Giersz yakin bahwa Ratu Huarmey sangat dipuja karena tenunannya. Sampai-sampai dia dimakamkan bersama alat tenun yang terbuat dari emas.

Selain itu, peneliti juga menemukan bahwa dia sudah kehilangan sebagian giginya karena pembusukan akibat minum chicha secara teratur. Chicha merupakan minuman beralkohol yang memiliki rasa manis dari sirup jagung. Minuman ini pada zamannya hanya bisa dinikmati oleh para elit Wari.

Hal itu semakin dikuatkan dengan fakta ditemukannya saluran dari makam Ratu Huarmey ke bilik luar yang memiliki kandungan residu chicha. Saluran ini memungkinkan orang-orang untuk berbagi alkohol dengan sang ratu, meski makamnya sudah ditutup.

"Bahkan setelah kematiannya, penduduk setempat masih minum bersamanya," kata Giersz.

Rekonstruksi wajah

Kekayaan sang Ratu yang memukau membuat tim makin penasaran untuk mengetahui seperti apa rupanya. Pada musim semi tahun 2017, Giersz berkonsultasi dengan arkeolog Oscar Nilsson, yang terkenal sebagai ahli merekonstruksi wajahnya. Hal itu dilakukan untuk 'menghidupkan' kembali Ratu Huarmey.

Untuk mengetahuinya, Nilsson tidak menggunakan bantuan komputer. Sebaliknya, dia melakukan pendekatan manual untuk rekonstruksi sang Ratu. Dengan menggunakan model cetak tengkorak sang ratu sebagai dasarnya, Nilsson membangun kembali wajahnya dengan tangan.

Nilsson mengandalkan konstruksi tengkorak, serta kumpulan data yang memungkinkannya memperkirakan ketebalan otot dan daging di atas tulang untuk panduan. Sebagai referensi, dia juga menggunakan foto-foto orang asli Andean yang tinggal di dekat El Castillo de Huarmey.

Secara keseluruhan, Nilsson menghabiskan waktu 220 jam untuk membangun kembali wajah sang Ratu, dengan perhatian pada setiap detail yang kecil. Untuk merekonstruksi model rambutnya, Nilsson menggunakan rambut asli dari wanita Andes tua, yang dibeli Gilesz di pasar penyuplai wig Peru.

"Agar terlihat nyata, saya secara bertahap masuk ke dalam proses yang lebih artistik, di mana saya perlu menambahkan sesuatu dari ekspresi manusia atau percikan kehidupan. Hal ini agar tidak mirip manekin," kata Nilsson.

Rencananya, rekonstruksi ini akan dipamerkan pada 14 Desember nanti di sebuah pameran artefak Peru yang dibuka di Museum Nasional Etnografi di Warsawa, Polandia.

"Saya sudah mengerjakan seperti ini selama 20 tahun. Sudah banyak proyek menarik, tapi yang ini benar-benar lain. Sehingga saya tidak bisa menolak proyek ini," kata Nilsson.

Berikut video rekonstruksi sang Ratu Huarmey

https://sains.kompas.com/read/2017/12/18/170000023/sains-hidupkan-kembali-wajah-ratu-huarmey-berusia-1.200-tahun

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke