Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Bakteri Super dari Antartika Ini Mengubah Cara Kita Mencari Alien

Kompas.com - 15/12/2017, 08:08 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

Sumber Newsweek

KOMPAS.com — Untuk bertahan hidup, manusia setidaknya membutuhkan makanan, minuman, sinar matahari, dan oksigen.

Namun, tampaknya syarat-syarat itu tak berlaku bagi mikroba yang hidup di Antartika. Mereka dapat bertahan hidup hanya dengan mengandalkan energi dari atmosfer, dan mungkin bisa dijadikan petunjuk dalam mengetahui kehidupan alien.

Temuan yang telah dipublikasikan dalam jurnal Nature pada 6 Desember 2017 ini berawal pada tahun 2014 saat tim peneliti dari institusi di seluruh Australia dan Selandia Baru ke pantai Antartika timur. Di sana, mereka mengumpulkan sampel tanah dari dua lokasi bebas es.

Keinginan para peneliti cukup sederhana. Mereka ingin tahu bagaimana kehidupan mikrokopis bertahan dalam lingkungan yang ekstrem. Pasalnya, suhu beku, paparan radiasi UV tinggi, serta karbon, nitrogen, dan air yang terbatas bukanlah tempat hidup yang menyenangkan.

Baca juga: Mengapa Bakteri di Antariksa Lebih Susah Dibunuh?

Hampir dua lusin mikroba didapatkan, dan dua bakteri di antaranya belum pernah ditemukan sebelumnya, yakni WPS-2 dan AD3.

"Mereka berada dalam kelimpahan yang sangat tinggi yang tidak pernah diamati sebelumnya," kata Belinda Ferrari, yang memimpin laboratorium mikrobiologi sel tunggal di Universitas New South Wales, seperti dilansir Newsweek pada Sabtu (9/12/2017).

"Jadi, itulah sebabnya kami memutuskan melakukan genomik untuk mendapatkan wawasan tentang apa yang bakteri ini lakukan," lanjutnya.

Rupanya, WPS-2 dan AD3 bertahan hidup dengan mengekstrak energi dan karbon dari hidrogen, karbon monoksida, dan karbon dioksida di udara.

Melalui hasil penelitian ini, para peneliti berharap dapat membuka kemungkinan lain untuk mencari alien.

Baca juga: Ada Bakteri di Luar Angkasa, Mungkinkah dari Alien?

Sebab, kondisi di Antartika serupa dengan bulan dan eksoplanet tertentu. Selain Antartika, kemiripan dengan planet lain dapat dijumpai pada gunung berapi di Hawaii atau rawa di Ethiopia.

"Pertanyaan besarnya adalah bagaimana mikroba bisa bertahan bila ada sedikit air, tanahnya sangat rendah karbon organik, dan kapasitasnya sangat kecil untuk menghasilkan energi dari matahari melalui fotosintesis selama kegelapan musim dingin," kata Ferrari.

Dia melanjutkan, kami menemukan bahwa mikroba Antartika telah mengembangkan mekanisme untuk hidup di udara.

Kedua mikroba itu punya gen kunci yang memungkinkan mereka punya “afinitas” tinggi terhadap hidrogen dan karbon monoksida. Secara fisiologi, mereka dapat menyedot apa pun jejak gas yang dibutuhkan di udara dan dengan cepat mengubahnya menjadi energi.

Dengan adanya kedua mikroba ini, para peneliti berkata bahwa meskipun fokus kita kini tertuju pada Mars, bulan penuh es seperti Enceladus dan Europa yang kondisinya mirip dengan Antartika layak untuk dijadikan alternatif dalam mencari alien.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau