Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cacing Jenis Baru Ditemukan, Buktikan Kekayaan Tanah Sulawesi

Kompas.com - 11/12/2017, 09:05 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

KOMPAS.com – Minimnya publikasi diversitas cacing tanah membuat Fahri “gerah”. Dosen Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Tadulako, Palu, Sulawesi Tengah, itu menyakini masih banyak biodiversitas cacing tanah yang belum diungkap.

Meski telah ada peneletian terdahulu, hanya tiga artikel terkait yang menguluas empat cacing tanah genus Polypheretima di Sulawesi.

Spesies tersebut antara lain P. elongata (Perrier, 1872) di tenggara Sulawesi; P. everetti (Beddard & Fedarb, 1895) di utara dan barat Sulawesi; P. phacellotheca (Michaelsen, 1899) di timur laut Sulawesi; dan P. stelleri (Michaelsen, 1891) di Sulawesi, lembah Bone dan Matinang (Easton, 1976, 1979).

“Karena tidak mungkin cuma empat jenis. Sedangkan vertebrata bertubuh besar, monyet jenis Macaca ada tujuh jenis di Sulawesi. Harusnya (cacing tanah) 10-100 kali lipat jumlah jenisnya dari Macaca karena ukuran tubuhnya yang kecil,” kata Fahri saat dihubung, Sabtu (10/12/2017).

Penelusuran biodiversitas cacing tanah Polypheretima dilakukan Fahri bersama mahasiswanya, Rizki Amaliah, dosen Jurusan Biologi Universitas Tadulako Annawaty, dan Anh D. Nguyen dari Institut Ekologi dan Sumber Daya Hayati, Akademi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Vietnam.

Penelitian tersebut didanai oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, melalui hibah penelitian kerjasama antar perguruan tinggi tahun 2017.

Lokasi penelitian di perkebunan kakao dan pekarangan di Desa Tangoa, hutan sekunder dekat Danau Kalimpa di Taman Nasional Lore Nidu, hutan sekunder di Cagar Alam Pangi Binangga, Desa Ogotumubu, Desa Margapura, di Sulawesi Tengah.

Baca Juga : Unik, Rumput Spesies Baru Ini Memiliki Rasa Seperti Bumbu Keripik

Pengambilan spesimen dilakukan pada rentang bulan April 2016 hingga Januari 2017.

Pengamatan morfologi internal dan eksternal spesimen dilakukan menggunakan mikroskop stereo Carton DSZT44. Holotipe dan paratipe diendapkan di Museum Zoologi Bogor (MZB), Bogor, Jawa Barat, dan Laboratorium Zoologi, Universitas Tadulako.

Empat Spesies

Fahri dan timnya berhasil menemukan empat jenis sepsis baru dari genus Polypheretima yang telah diberi nama, yakni P. cokelat, P. sahlani, P. elongatoides, dan P. kalimpaaensis.

P. cokelat memiliki ukuran sepanjang 54-185 milimeter dengan diameter 4,5-6 milimeter. Penamanya diambil dari lokasi penemuan di perkebunan kakao di Desa Tangoa, Taman Nasional Lore Lindu 870 meter di atas permukaan laut.

P. cokelat ditemukan pada tanah berpasir dengan kedalaman 0-30 centimeter, dibawah pembusukan kayu, dan sekitar akar kakao di kedalaman 10 centimeter.

Untuk P. sahlani, meski diameternya sama dengan P. coklat, bentuknya sedikit lebih panjang, 152-195 centimeter. Spesies ini ditemukan di halaman Desa Tangoa, Taman Nasional Lore Lindu pada ketinggian 820 meter di atas permukaan laut.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau