Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengidap HIV Terus Meningkat, Akankah SDGs Tercapai?

Kompas.com - 28/11/2017, 18:43 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Perang melawan HIV/AIDS terus dilakukan di seluruh dunia. Tepat tanggal 1 Desember 2017 nanti, semua negara akan memperingati hari AIDS sedunia.

HIV/AIDS memang masalah besar. Pada 2016, tercatat sudah ada lebih dari 36,7 juta jiwa yang hidup dengan Human Immunodeficiency Virus (HIV). Jumlahnya pun terus meningkat sampai sekarang.

Di Indonesia sendiri, jumlah pengidap terus bertambah setiap tahun. Keadaan ini adalah tantangan berat untuk mencapai tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) hingga tahun 2030.

Berdasarkan data Laporan Perkembangan HIV/AIDS Direktorat Jenderal (Ditjen) Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, pada 2010-2014, penderita HIV karena aktivitas heteroseksual menduduki jumlah tertinggi.

BACA: Kasus Langka, Seorang Anak Bisa Kontrol HIV dalam Tubuhnya Tanpa Obat

Kemudian pada 2015-2017, situasi menjadi lebih rumit karena faktor 'tak diketahui' menjadi lebih dominan, meskipun faktor hubungan heteroseksual juga menjadi salah satu faktor utama meningkatnya jumlah pengidap.

Dalam data P2PL sepanjang 2016 hingga trimester kedua 2017, jumlah pengidap laki-laki lebih banyak dari pada perempuan. Kedua tahun menunjukkan, jumlah pengidap laki-laki hampir mencapai 65 persen dari jumlah keseluruhan.

Hingga Juni 2017, P2PL Kemenkes RI mencatat jumlah pengidap HIV banyak berkumpul di provinsi besar Indonesia.

Terbanyak adalah provinsi DKI Jakarta dengan 48.502 orang, disusul oleh Jawa Timur 35.168 orang, Papua 27.052 orang, Jawa Barat 26.066 orang, Jawa Tengah 19,272 orang, serta Bali 15.873 orang.

"Pengidap terbanyak di Indonesia (adalah mereka) pada usia produktif, (yakni) antara umur 20-39 tahun yang tinggi," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Lansung Kemenkes Wiendra Waworunto dalam acara konferensi pers Hari AIDS Sedunia di kawasan Jakarta Selatan, Senin (27/11/2017).

BACA: Untuk Semua Pria, Bakteri pada Kulup Penismu Tingkatkan Risiko HIV
 
Kenaikan pengidap HIV menjadi pekerjaan rumah bersama untuk mencapai SDGs. Dalam tujuan ketiga, yakni kesehatan yang baik, salah satu target dalam poin 3.3 adalah mengakhiri epidemi AIDS.

Pemeritah juga menargetkan terciptanya 3 Zero, yakni bebas infeksi HIV baru, bebas diksriminasi dan stigma pada pengidap HIV, serta bebas kasus kematian akibat AIDS.

Wiendra membenarkan, tingginya penularan HIV terjadi melalui aktivitas seksual yang berisiko, baik yang dilakukan dengan pasangan heteroseksual atau homoseksual.

Kondisi ini disebut bisa meningkatkan risiko infeksi menular seksual (IMS). Menurut Wiendra, infeksi IMS memiliki risiko terjangkit HIV tiga hingga lima kali lipat lebih besar.

"Dual proteksi, mencegah terjadinya IMS dan HIV, serta sebagai bagian dari pengobatan dan mencegah pada waktu terjadinya kehamilan. Ini sangat penting juga," kata Wiendra.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau