Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Lima Dokter Hebat Indonesia pada Masa Penjajahan Belanda

Kompas.com - 19/11/2017, 20:52 WIB

Oleh Hans Pols*

KOMPAS.com - Selama 90 tahun, dari 1852 hingga 1942, Jurnal Kedokteran Hindia Belanda (Geneeskundig Tijdschrift voor Nederlandsch Indië), merupakan jurnal kedokteran terpenting di Indonesia pada masa penjajahan Belanda. Jurnal tersebut menerbitkan artikel-artikel tentang penelitian dan perawatan medis.

Hari ini, Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia meluncurkan sebuah buku yang ditulis oleh sekelompok dokter Belanda dan sejarawan medis, salah satunya saya sendiri, yang memberikan ikhtisar isi jurnal tersebut.

Jurnal ini awalnya hanya menerbitkan artikel-artikel dari dokter asal Eropa. Namun pada abad ke-20, sejumlah dokter lulusan dari STOVIA (School ter Opleideing van Inladsche Artsen), sekolah kedokteran bagi penduduk asli Indonesia yang lalu berubah nama menjadi Batavia Medical School, juga menerbitkan artikel di jurnal tersebut.

Dokter-dokter Indonesia ini, yang beberapa di antaranya pernah belajar di Belanda untuk pelatihan ilmu kedokteran lanjutan, lalu menjadi para pemimpin dan pembina pendidikan, perawatan, dan penelitian medis di Indonesia. Berikut ini lima dokter pada era kolonial yang paling terkemuka.

Sardjito

Sardjito, rektor pertama dan salah seorang pendiri Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, menerbitkan 29 artikel pada Jurnal Kedokteran Hindia Belanda. Ia menulis artikel tentang bakteriologi, kesehatan masyarakat, malaria, leptospirosis, dan kusta, menjelaskan kondisi penyakit yang sering diderita orang Indonesia.

Sardjito lulus dari STOVIA pada 1915 dan menyelesaikan skripsi tentang disentri basiler di Universitas Leiden. Pada 1924, ia meraih gelar Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat di Universitas John Hopkins Amerika Serikat.

Pada 1930-an, ia menjadi kepala sebuah laboratorium kedokteran di Semarang. Pada masa perang kemerdekaan antara pejuang kemerdekaan Indonesia dan tentara Belanda (1945-1949), ia memindahkan sebagian besar peralatan medis Pasteur Institute di Bandung Jawa Barat ke Klaten Jawa Tengah.

Baca Juga : Anak Indonesia di Balik Penelitian Vaksin Dengue

Pasteur Institute pada masa itu adalah pabrik vaksin utama Hindia Belanda. Para pekerjanya meneliti bakteriologi. Ketika pasukan bersenjata Inggris dan Belanda mengambil alih Batavia (sekarang Jakarta), Presiden Sukarno dan wakilnya, Mohammad Hatta, dan hampir semua menteri dan pejabat pemerintahan Indonesia pindah ke Yogyakarta.

Terlepas dari sekelompok kecil dokter yang melanjutkan mengajar di Jakarta, kebanyakan pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, yang baru didirikan pada waktu itu, pindah ke Jawa Tengah.

Sardjito adalah anggota aktif Ikatan Dokter Indonesia. Pada Desember 1949, ia adalah rektor pertama Universitas Gadjah Mada, dekan kesehatan pertama, dan profesor bakteriologi.

Sarwono Prawirohardjo

Sarwono Prawirohardjo adalah salah seorang pembina lembaga kedokteran dan ilmiah terpenting Indonesia pasca kemerdekaan. Sarwono mendirikan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI). Ia juga merupakan ketua pertama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Fenomena
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Fenomena
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Kita
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Oh Begitu
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Oh Begitu
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Oh Begitu
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Oh Begitu
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Kita
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
Fenomena
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Oh Begitu
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Oh Begitu
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Oh Begitu
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Oh Begitu
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Fenomena
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau