Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/11/2017, 08:08 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

KOMPAS.com – Sebuah “surat untuk kemanusiaan” telah ditulis oleh 15.000 ilmuwan dari 184 negara yang dipimpin oleh ahli ekologi William Ripple dari Oregon State University. Surat ini merupakan yang kedua setelah surat serupa ditandatangani oleh 1.700 ilmuwan pada tahun 1992.

Menurut para ilmuwan pada tahun tersebut, manusia tengah menghancurkan ekosistemnya dan akan mengalami berbagai dampak lingkungan, termasuk polusia air dan udara, penipisan ozon, penurunan perikanan dan produktivitas tanah, penggundulan hutan, kepunahan berbagai spesies, dan berbagai perubahan iklim akibat pembakaran bahan bakar alam.

Namun, tampaknya manusia sama sekali tidak belajar. Setelah 25 tahun berlalu, masalah-masalah yang disebutkan di atas, kecuali lubang ozon, justru menjadi semakin buruk.

Baca juga : Elon Musk dan 100 Pakar AI Desak PBB untuk Larang Robot Pembunuh

Para ilmuwan berkata bahwa surat ini adalah teguran kedua, dan “sebentar lagi kita akan terlalu terlambat untuk mengubah nasib.”

Menurut surat tersebut, masalah terbesar yang mengancam planet kita adalah perubahan iklim global. Sejak 1992, suhu rata-rata global telah meningkat sebanyak setengah derajat celcius dan emisi karbon dioksida telah meningkat sebanyak 62 persen.

Masalah ini disusul jumlah populasi manusia yang meningkat sebanyak 2 miliar. Pertumbuhan ini berbanding terbalik dengan jumlah populasi satwa global yang menurun sebanyak 30 persen, penyusutan tutupan hutan, dan penurunan jumlah ikan liar yang ditangkap (penanda kesehatan perikanan global).

Sebaliknya, jumlah wilayah mati di lautan malah meluas.

Baca juga : Bagaimana Harvey, Irma, dan Jose Membuktikan Perubahan Iklim?

Untungnya, ada secercah harapan bagi manusia. Para ilmuwan memuji penyusutan lubang ozon yang disebabkan oleh pengurangan klorofluorokarbon (CFC). Bahkan, lubang ozon sekarang paling kecil sejak 1988.

Hal ini, ujar para ilmuwan, menunjukkan bahwa kita bisa membuat perubahan positif jika benar-benar mau melakukannya.

Pada akhir surat, para peneliti mengusulkan 13 cara untuk mengurangi dampak buruk manusia pada bumi, termasuk menetapkan cagar alam, mengurangi sampah makanan, mengembangkan teknologi ramah lingkungan, dan memberikan insentif ekonomi yang mendorong perubahan pola konsumsi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Apa Manfaat Pandan untuk Kesehatan?

Apa Manfaat Pandan untuk Kesehatan?

Oh Begitu
Berapa Usia Bintang Tertua di Alam Semesta?

Berapa Usia Bintang Tertua di Alam Semesta?

Oh Begitu
7 Tips Meningkatkan Kekebalan Tubuh Agar Tidak Mudah Sakit

7 Tips Meningkatkan Kekebalan Tubuh Agar Tidak Mudah Sakit

Oh Begitu
Apa Perbedaan Sinar UVA, UVB, dan UVC?

Apa Perbedaan Sinar UVA, UVB, dan UVC?

Oh Begitu
Apa Penyebab Sakit Leher di Pagi Hari?

Apa Penyebab Sakit Leher di Pagi Hari?

Oh Begitu
Mengapa Minum Kopi Membuat Mulas dan Ingin BAB?

Mengapa Minum Kopi Membuat Mulas dan Ingin BAB?

Oh Begitu
Seperti Apa Sepatu Anak pada 2000 Tahun yang Lalu?

Seperti Apa Sepatu Anak pada 2000 Tahun yang Lalu?

Fenomena
Bagaimana Orang Bisa Selamat Setelah Jatuh dari Ketinggian?

Bagaimana Orang Bisa Selamat Setelah Jatuh dari Ketinggian?

Oh Begitu
Apa Rahasia Cheetah yang Membuatnya Bisa Berlari Sangat Cepat?

Apa Rahasia Cheetah yang Membuatnya Bisa Berlari Sangat Cepat?

Oh Begitu
Mengapa Mars Disebut Planet Mati?

Mengapa Mars Disebut Planet Mati?

Fenomena
Bagaimana Cara Membuat Mentega?

Bagaimana Cara Membuat Mentega?

Oh Begitu
4 Gas Beracun Akibat Letusan Gunung yang Berbahaya Bagi Manusia

4 Gas Beracun Akibat Letusan Gunung yang Berbahaya Bagi Manusia

Oh Begitu
Seperti Apa Struktur Kayu Tertua di Dunia Buatan Manusia Purba?

Seperti Apa Struktur Kayu Tertua di Dunia Buatan Manusia Purba?

Fenomena
Tidak Hanya Kuning, Margarin Pernah Berwarna Merah Jambu

Tidak Hanya Kuning, Margarin Pernah Berwarna Merah Jambu

Oh Begitu
Polusi Cahaya Bikin Ukuran Mata Burung Mengecil

Polusi Cahaya Bikin Ukuran Mata Burung Mengecil

Fenomena
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com