"Kami sudah lulus uji selama ini. Kondisi selama ini bisa diterima. Jika lebih banyak orang yang buang air kecil di kolam renang, kondisinya mungkin akan berubah," kata Yeo.
Baca juga: Cara Cek Nomor KK Lewat NIK secara Online, Apa Syaratnya?
Faktanya, operator kolam renang umum hanya mengganti 10 sampai 12 persen air lama dengan air baru setiap hari. Air kolam juga tidak pernah sepenuhnya diganti sejak kolam tersebut dibuka pertama kali. Hal ini yang membuat amonia dalam kolam tidak bisa benar-benar hilang.
Bagaimana kolam renang dibersihkan?
Untuk membuat kolam renang aman digunakan, ada tiga tahap filtrasi pada air. Pertama untuk menghilangkan partikel padat dan tahap terakhir adalah pemberian klorin untuk mematikan bakteri dengan cara memompa klorin ke kolam.
Baca juga: Saat Pemprov DKI Ingin Hapus Rute Transjakarta Blok M-Kota Demi Pangkas Subsidi...
"Namun, kotoran seperti lendir dan urine akan tetap ada di kolam renang, bahkan setelah dilakukan pengobatan," kata Sathananthan.
Sementara itu, Yeo mencatat bahwa klorin tidak terlalu kuat untuk membunuh bakteri dan kuman dengan segera. "Jadi, penambahannya secara periodik, tetapi kalau kadar klorin terlalu tinggi akan berbahaya untuk kulit," ucapnya.
Selain itu, mereka juga membersihkan dasar lantai kolam dengan vakum satu minggu sekali untuk menghilangkan sedimen yang mengendap di lantai, termasuk kotoran dan rambut. Kadang penyelam dibutuhkan untuk menggosok bagian lantai kolam untuk menghilangkan ganggang yang bisa jadi tempat bakteri berkembang biak.
Baca juga: Polisi Tangkap Joki yang Getok Tarif Jalur Alternatif Rp 850.000 di Puncak Bogor
Ada juga metode pembersihan lain, yakni dengan menggunakan klorinasi super. Klorin dalam jumlah besar dimasukkan ke kolam untuk membunuh kuman. Untuk melakukannya cukup sulit karena berarti harus menutup kolam renang.
Yeo mengungkapkan ada pengecualian, yaitu jika ada pengunjung yang buang air besar di dalam kolam renang. Kalau sudah begini, mau tidak mau kolam harus ditutup dan dilakukan klorinasi super.
Menjaga kebersihan bersama, solusi sederhana
Tanggung jawab memelihara kolam renang sebenarnya terletak pada penggunanya.
Misalnya, kotoran atau bakteri tinja yang tidak terlihat di kulit atau tangan. Studi dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat mengungkapkan rata-rata orang membawa 0,14 gram kotoran tinja, sedangkan anak-anak bisa membawa sampai 10 gram materi tinja.
Baca Juga: Bisakah Penyakit Menular Seksual Menyebar di Kolam Renang?
Ahli mikrobiologi senior Renugopal dari Marchwood Laboratory Services yang menjalankan tes bakteri di beberapa sumber air Singapura mengatakan bahwa dalam masalah feses terdapat bakteri berbahaya, seperti Salmonella, E coli, dan Coliform, yang menyebabkan diare dan disentri jika tertelan.
Oleh sebab itu, mandi sebelum masuk ke kolam renang sangat dianjurkan untuk menghilangkan bahan organik, seperti pomade dan kosmetik.
Sebuah penelitian yang dilakukan pada 2014 oleh Yayasan Kolam Renang Nasional AS menemukan bahwa bahan organik tadi dapat bereaksi terhadap klorin untuk membentuk trihalomethanes dan chloramines. Jika kedua elemen ini diproduksi dalam jumlah besar, dapat menyebabkan masalah pernapasan bagi perenang.
Baca juga: 25 Contoh Ucapan Selamat Hari Ibu yang Penuh Makna
Ini saatnya menjaga kolam renang bersama. Bukan hanya untuk kesehatan dan kebersihan diri sendiri, tetapi juga orang lain.
Bagaimana dengan kebersihan kolam renang umum di Indonesia dan pengelolaannya? Rasanya perlu diteliti.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.