KOMPAS.com - Serangga yang dimaksud di sini adalah semut 'zombie'.
Sebuah penelitian terbaru yang sudah diterbitkan di jurnal PNAS secara online, menyoroti tanda-tanda misterius yang dialami oleh semut 'zombie', semut tukang kayu tropis (Camponotus rufipes) yang mati di dedaunan hutan tropis dan dipenuhi jamur parasit seluruh tubuhnya.
Disebut semut zombie, karena seluruh tubuh semut itu kaku dipenuhi selaput putih semacam jamur. Jamur parasit harus membunuh semut di luar sarangnya agar bisa mereproduksi dan menularkan infeksi, kemudian memastikan semua anggota koloni mati.
Jamur parasit ini masuk ke dalam tubuh semut hingga berujung pada kematian.
Baca Juga: Semut Neraka dari Zaman Purba, Penampakannya Sungguh Mirip Setan
Mengenaskannya, setelah inang semut mati, jamur semut 'zombie' akan tumbuh dari bangkai dan menghasilkan spora beracun. Ketika hujan turun, parasit ini akan mencari 'mangsa' baru dan menginfeksinya.
Anda mungkin berpikir bahwa untuk melemahkan atau membunuh suatu organisme, yang diperlukan adalah mengendalikan otak atau isi kepalanya.
Hal ini pula yang awalnya diperkirakan oleh para ilmuwan. Jamur tadi masuk ke dalam semut dan menyerang otaknya.
Untuk menjawab rasa penasaran itu, para ilmuwan menggunakan aplikasi komputer 3D dan kecerdasan buatan. Hasilnya sangat mengejutkan. Perkiraan awal mereka meleset.
Jamur yang diberi nama Ophiocordyceps unilateralis ini ternyata menyerang seluruh tubuh semut dan isi kepala semut tetap utuh.
"Penyebabnya bukan di isi kepala. Ini dikendalikan dari luar," kata penulis utama dalam penelitian ini, Maridel Fredericksen, seperti dikutip dari National Geographic, Minggu, (12/11/2017).
Koleganya, David Hughes dari Penn State University mengatakan, jamur tersebut mengontrol semut, dengan cara mengutak atik ototnya namun tetap membiarkan otak tetap utuh.
Baca Juga: 40 Persen Semut Ternyata Pemalas, Apa Fungsinya?
Semut perlu hidup sementara agar parasit dapat masuk ke koloni semut dan menginfeksi semua semut lainnya.
Parasit ini disebut tidak dapat langsung masuk ke koloni semut karena iklim mikro yang tidak mendorong pertumbuhannya.
Sementara itu, Charissa de Bekker, Profesor dari University of Central Florida mengatakan, fenomena kompleks ini mengungkap misteri soal semut.
"Jamur mungkin mengeluarkan senyawa yang menyebabkan semut berubah bentuk menjadi aneh. Jika hanya merusak jaringan otak, saya rasa ini tidak mungkin terjadi," ujar Bekker.
Hughes menyebut hasil penelitian ini dapat berguna di masa depan, khususnya menyelidiki penyakit yang dibawa oleh jamur dan pertahanannya.
Secara genetik, manusia dan jamur memiliki lebih banyak persamaan dari pada tumbuhan dan jamur. Hal-hal yang dapat membunuh manusia mirip seperti hal-hal yang membunuh jamur, dari pada tumbuhan.
Bekker mengatakan penemuan ini juga berhubungan dengan kecerdasan buatan yang dapat membuat orang lebih bersemangat untuk melakukan penelitian lebih lanjut lagi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.