Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

40 Persen Semut Ternyata Pemalas, Apa Fungsinya?

Kompas.com - 18/09/2017, 17:07 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

KOMPAS.com –- Semut dikenal sebagai hewan yang selalu bekerja keras dalam menjalankan tugasnya untuk mendukung kelangsungan koloni mereka. Dengan sifat ini, semut pun seringkali dijadikan contoh yang baik bagi manusia.

Namun, sebuah penelitian yang dipublikasikan pada tahun 2015 oleh ahli entomologi Daniel Charbonneau dari University of Arizona menemukan bahwa dari sebuah koloni semut, terdapat sekitar 40 persen semut pekerja yang tidak melakukan apapun.

"Mereka benar-benar duduk saja di sana," kata Charbonneau seperti dikutip dari Science Alert 16 September 2017.

(Baca juga: Dilanda Badai Harvey, Semut Api Ciptakan Rakit dari Tubuh Sendiri)

Dia melanjutkan, dan kalaupun mereka melakukan sesuatu, mereka akan mengerjakannya di sekitar sarang, seperti sedikit merawat ratu di sini atau merawat pekerja lain di sana. 

Meski demikian, rupanya keberadaan "semut pemalas" juga berguna bagi koloni.

Charbonneau mewarnai tubuh semut Temnothorax rugatulus dari 20 koloni dengan titik kecil: satu di daerah kepala, satu di dada, dan dua titik di perut. Semut-semut itu dikumpulkan dari hutan pinus di Pegunungan Santa Catalina di Arizona, Amerika Serikat.

“Kami menerapkan titik-titik kecil pada mereka. Kombinasi warna dan lokasi mengidentifikasikan setiap individu, jadi kami bisa melacak mereka dalam rekaman video kami,” kata Charbonneau.

Charbonneau dan timnya kemudian secara bergantian mengeluarkan koloni semut dari sarangnya. Ketika 20 persen semut paling aktif dikeluarkan dari angkatan kerja, ‘semut pemalas’ langsung menggantikan peran mereka. Dengan begitu, selalu ada semut pekerja aktif yang dapat menopang koloni.

(Baca juga: Semut Neraka Ditemukan, Bertanduk dan Mengisap Darah Mangsanya)

"Kami telah lama curiga bahwa semut malas berfungsi sebagai tenaga kerja pengganti, tetapi itu hanya sebuah asumsi dan tidak pernah dikonfirmasi secara empiris," kata salah satu peneliti, Anna Dornhaus.

Dalam tes kedua, hanya semut tidak aktif yang dipisahkan dari koloni, sedangkan semut pekerja tetap melakukan pekerjaannya. Setelah dipisahkan, tidak ada yang menggantikan posisi semut yang tidak aktif.

"Ini masuk akal karena tanpa mencari makan dan merawat anak semut, para pekerja dan anak-anak tidak akan diberi makan sehingga kesehatan koloni pun akan dengan sangat cepat,” tulis para peneliti dalam laporan yang dipublikasi melalui jurnal Plos One.

"Jadi, tampaknya koloni tidak berusaha mempertahankan homeostasis aktivitas koloni secara umum, tetapi penggantian pekerja bergantung pada kebutuhan mendesak dari tugas tersebut," tulis mereka lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau