Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Temuan Baru, Kanker Esofagus Bisa Dideteksi 8 Tahun Lebih Awal

Kompas.com - 12/11/2017, 21:05 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Penulis

Sumber Telegraph

KOMPAS.com -- Menurut sebuah penelitian baru yang dipresentasikan dalam konferensi National Cancer Research Institute di Liverpool, Inggris, Senin (6/11/2017) gejala kanker esofagus atau kerongkongan dapat dideteksi delapan tahun lebih dini dengan mengamati perubahan genetis tertentu.

Penemuan ini memberikan harapan baru dalam mencegah kematian akibat kanker esofagus.

Rebecca Fitzgerald dari Unit Kanker MRC, Universitas Cambridge, mengatakan, banyak pasien yang datang sudah dalam kondisi parah, dan sudah sulit untuk ditangani karena kanker sudah menyebar.

Baca juga: Saat Nyeri Tenggorokan, Jangan Langsung Minum Antibiotik

"Pengamatan terhadap perubahan genetika ini dalam pemeriksaan rutin dapat mengidentifikasikan orang-orang yang berpotensi terkena kanker esofagus," ujarnya seperti dikutip di Telegraph 6 November 2017.

Untuk mengetahui perubahan dalam tubuh pasien kanker tenggorokan, para peneliti mempelajari jaringan esofagus atau tenggorokan dari 90 pasien yang memiliki esofagus Barrett, sebuah kondisi di mana sel yang melapisi saluran makanan berubah bentuk.

Hasilnya, satu dari sepuluh orang yang sering mengalami kenaikan asam lambung rentan terkena penyakit Barret, sekitar 260 ribu orang dewasa. Dari jumlah tersebut, sekitar lima persennya rentan akan penyakit kanker esofagus.

Baca juga: Kenapa Perawatan Kanker Menyebabkan Rambut Rontok?

Penelitian juga mengungkapkan adanya perubahan genetika pada 94 persen orang yang kemudian menderita kanker esofagus, dan perubahan ini dapat dideteksi delapan tahun sebelum kanker menyerang.

Menanggapi penemuan ini, Profesor Matt Seymour, Direktur Institut Penelitian Kanker Nasional, mengatakan, tingkat keselamatan pasien kanker esofagus sangatlah rendah, dan kita menghadapi tantangan besar untuk mendiagnosis penyakit ini lebih awal.

Baca juga: 3 Penyebab Bukan Perokok Bisa Sakit Kanker Paru

"Studi semacam ini tidak hanya berarti kita kini bisa mengidentifikasikan kanker esofagus lebih awal, tetapi juga mengungkapkan hal baru mengenai penyakit ini. Selain memprediksikan siapa yang akan terkena penyakit ini, tanda-tanda genetik ini bisa juga menunjukkan perawatan baru," ucapnya.

Saat ini, para peneliti sedang melakukan uji klinis untuk mengetahui apakah mendiagnosis kanker esofagus lebih cepat dan memulai pengobatan lebih cepat dapat membantu pasien untuk hidup lebih lama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau