KOMPAS.com - Dalam waktu kurang dari tiga tahun, robot yang ukurannya lebih besar dari mobil SUV akan diluncurkan dari bumi menuju mars.
Bernama Mars 2020, robot ini akan mendarat di permukaan planet merah tersebut dengan bantuan sky crane.
Selain menjadi teknologi yang paling modern untuk penjelajahan planet Mars, robot ini mempunyai lebih banyak kamera dibanding kendaraan penjelajah ruang angkasa (rover) sebelumnya, yakni 23 buah. Kamera-kamera tersebut akan digunakan oleh Mars 2020 dalam mengambil potret yang lebih jelas tentang Mars.
BACA: Ada Bahaya Baru dari Perjalanan ke Mars bagi Otak Manusia, Apa Itu?
Selain itu, rover ini juga diprediksi akan bisa menghemat waktu dan mempermudah pekerjaan para peneliti Mars.
Pada saat ini, para peneliti JPL/NASA butuh setidaknya delapan jam per hari untuk memproses informasi yang dikumpulkan oleh rover Curiosity pada hari sebelumnya. Mereka juga harus merencanakan tugas di hari berikutnya, merancang proyek-proyek, menggabungkannya dalam instruksi digital, dan mengirimkannya kembali ke Curiosity yang berada di mars.
Para teknisi kemudian menghabiskan sekitar setengah sampai satu jam untuk memproses gambar yang dikirim Curiosity dan mengambil kesimpulan yang lebih dalam dari gambar dua dimensi.
"Untuk mengemudi atau mengoperasikan robot, kami mengambil gambar dengan kamera sebelah kiri dan kanan. Lalu kita mencocokkan piksel antara kedua gambar untuk membuat gambar daerah menjadi 3D," ujar Justin Maki, ilmuwan yang membuat Mars 2020, seperti dikuti dari Popular Science, Selasa (7/11/2017).
Dia melanjutkan, dengan bidang pandang lensa yang lebih luas, kita akan mendapatkan peta dataran dengan kualitas yang lebih baik
Maki dan koleganya memiliki misi untuk menyingkat waktu kerja harian menjadi lima jam. Salah satunya dengan memanfaatkan kamera yang lebih kecil, lebih kuat, dan memiliki bidang panjang yang jauh lebih luas.
Bidang panjang yang lebih luas dengan resolusi tinggi akan membantu memproses gambar dan menyisakan lebih banyak waktu untuk mengerjakan tugas di hari berikutnya, misalnya membuat instruksi untuk berkendara di bebatuan, menghindari rintangan, atau menyalakan laser.
"Semakin pendek timeline, semakin banyak kesempatan untuk merencanakan ground-in-the-loop," ujar Maki.
BACA: Terungkap, Planet Mars Ternyata Punya "Ekor"
Ini berarti akan ada lebih banyak ruang untuk menampung penundaan 40 menit antara satu hari di Mars dan satu hari di Bumi.
Maki berkata bahwa bagi Anda, hal ini mungkin terdengar sepele, tapi secara berkala, penundaan dengan skala antar-planet bisa menganggu seluruh perencanaan mereka.
"Saat peneliti mulai bekerja di pagi hari, tapi ternyata rencananya belum selesai dieksekusi di Mars, itu masalah. Sebab, peneliti harus menunggu info masuk agar dapat bekerja. Penundaan, ditambah delapan jam yang dibutuhkan untuk merencanakan dan memprogram jam, kadang tidak dapat diprediksi dan melelahkan. Terutama saat ekspedisi diperpanjang,' ujar Maki.
Selain memberi navigasi terperinci, jumlah kamera di rover yang begitu banyak dapat membantu mengambil gambar yang lebih menakjubkan. Kamera video berkecepatan tinggi dan mikrofon khususnya akan mampu menangkap rover saat turun ke permukaan Mars secara mendetail.
BACA: Apa yang Bisa Kita Pelajari dari Laut Purba di Planet Mars?
Kemudian, seperti misi NASA lainnya, ketika informasi datang dari Mars 2020, masyarakat juga dapat segera mengikutinya.
"Ini sangat unik dan penting untuk sejarah manusia. Sebelumnya, penjelajah akan pergi dengan kapal dan kita hanya bisa berharap agar mereka kembali dengan cerita atau gambar. Tapi sekarang, siapa pun di dunia ini dapat berpartisipasi langsung dalam penjelajahan ruang angkasa di waktu yang sama," tegas Maki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.