KOMPAS.com - Selama sekian lama, protein kedelai dianggap bermanfaat menjaga kesehatan jantung. Namun FDA (Food And Drug Administration) pada Senin (30/10/2017) memberikan pernyataan untuk membantahnya.
FDA mengusulkan kepada pemerintah Amerika untuk membuat peraturan terkait manfaat protein kedelai pada penyakit jantung. Sebab, tidak ada bukti ilmiah yang membenarkan bahwa protein kedelai menyehatkan jantung.
Pengumuman resmi tersebut juga sekaligus merevisi keputusan FDA pada tahun 1999 yang menyetujui makanan protein kedelai bisa mengurangi resiko penyakit jantung.
Baca Juga: Hati-hati, Orang Bugar Pun Bisa Kena Serangan Jantung
"Dari penelitian bukti-bukti yang kita lakukan mengarah kepada kesimpulan bahwa klaim makanan protein kedelai membantu mencegah penyakit jantung tidak memenuhi standar FDA," kata Susan Mayne, Direktur FDA Bagian Keamanan Makanan dan Nutrisi Terapan, dalam pernyataan resminya.
Susan menambahkan bahwa pada tahun 1999, FDA pernah menyetujui klaim makanan protein baik untuk penyakit jantung. Namun setelah itu, para peneliti menemukan sejumlah kejanggalan terkait hubungan makanan protein kedelai dan penyakit jantung.
Misalnya, klaim mengkonsumsi protein kedelai akan mengurangi kadar kolesterol di dalam saluran darah, ternyata salah.
"Sementara itu, bagi pelaku usaha makanan kedelai berprotein, diberi kesempatan untuk memberi label di produk mereka yang menjelaskan kepada konsumen bahwa belum terbukti kedelai protein bisa megurangi penyakit jantung," kata Susan Mayne.
FDA menjelaskan pengumuman resminya hanya terkait efek makanan protein kedelai dengan penyakit jantung. Kedelai tetap merupakan sumber protein yang baik.
Asam Fitat
Sementara itu, dilansir dari laman www.mercola.com, tanaman kedelai mengandung asam fitat atau lemak jenuh yang tinggi di bagian dedak atau lambung tanaman.
Baca Juga: Bagaimana Caranya agar Tidak Mati Setelah Henti Jantung Mendadak?
Asam fitat inilah yang menghalangi proses penyerapan kalsium, magnesium, zat besi, zat tembaga dan khususnya zat kapur, dalam saluran pencernaan manusia.
Mary G. Enig, Ph.D, ahli nutrisi dan rekannya Sally Fallon, berpendapat bahwa sudah banyak penelitian tentang efek negatif dari kedelai.
Banyak peneliti setuju bahwa diet makanan kacang kacangan dengan kandungan asam fitat tinggi, akan memicu kekurangan mineral. Hal ini banyak terjadi di negara-negara dunia ketiga.
Pelajarannya bukan menghindari kedelai, tetapi megonsumsi makanan yang beragam. Diet kacang-kacangan saja tidak membawa manfaat bagi tubuh.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.