Aktivitas yang meningkat juga terdeteksi di septum lateral, area yang berhubungan peran perilaku agresif. "Studi sebelumnya mengidentifikasi septum lateral terlibat dalam pembentukan ikatan pada primata," sambungnya.
Dari penelitian yang dilakukannya, kecemburuan ternyata memiliki hubungan yang erat dengan ikatan sosial dan emosional.
BACA: Belajar Renang Bisa Menyelamatkan Hidup Anak Autisme
Selain melihat aktivitas otak, para peneliti juga sudah menguji kadar hormon monyet jantan. Saat cemburu, ada peningkatan kadar testosteron dan kortisol.
Testosteron berkaitan dengan persaingan dan agresi (marah) antar pria, sementara kortisol merupakan hormon stres. "Mencoba menjauhkan pasangan dari pesaing secara evolusioner bertujuan untuk mempertahankan hubungan," kata Bales.
Kini, langkah berikutnya bagi para peneliti adalah mempelajari kecemburuan pada monyet titi betina. Bales mengatakan, perbedaan seks dalam neurobiologi perilaku sosial mungkin dapat menjelaskan mengapa lebih banyak anak laki-laki yang menderita autisme, dan mengapa pria dan wanita bertindak berbeda dalam hubungan romantis.
"Pemahaman yang lebih baik tentang neurobiologi dapat memberikan petunjuk penting tentang bagaimana mendekati masalah kesehatan dan kesejahteraan, seperti kecanduan dan kekerasan pasangan, termasuk autisme," tutupnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.