Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Fetus in Fetu", Fenomena di Balik Pria dengan Janin dalam Perutnya

Kompas.com - 26/10/2017, 18:58 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Menurut publikasi G Sharma di Journal of Pediatric Surgery pada 2010, kasus fetus in fetu hanya terjadi 1 pada 500.000 kelahiran.

Apa Penyebabnya?

Terkait kasus ini, dokter Boy Abidin SpOG, mengatakan bahwa kasus Ganang bisa dialami jika seorang ibu memiliki janin kembar.

"Ini sebutan kelainan kembar. Fetus in fetu itu ada dua macam. Dia menempel seperti kangguru (External Parasitic) atau dia (janin) masuk di dalam kembanrannya," katanya.

Menurut Boy, yang dialami Ganang merupakan yang kedua. "Namanya Internal Fetus in Fetu," jelas dokter Boy saat dihubungi Kompas.com, Kamis (26/10/2017).

Fetus in fetu sendiri merupakan keadaan di awal perkembangan, di mana dalam satu embrio terdapat janin kembar.

Hal ini umumnya terjadi saat trimester pertama kehamilan dan biasanya menyebabkan banyak organ tidak lengkap.

Kejadian seperti ini terjadi saat dalam proses mekanisme pembelahan dan proses mekanisme tumbuh kembang janin di dalam rahim.

Baca Juga: Penjelasan Rumah Sakit soal Bayi yang Ada di Dalam Perut Remaja Pria

"Tapi kalau kenapanya, kita (dokter) enggak pernah mengetahui secara pasti," sambungnya.

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi mekanisme pembelahan sel.

Dia menyebutkan, faktor seperti usia, ras, paritas (keadaan kelahiran, partus), keturunan, nutrisi, hormonal, dan juga faktor dengan pengobatan infertilitas, dapat meningkatkan resiko kejadian seperti Ganang ini terjadi.

"Ini lebih karena faktor spontan, bisa terdeteksi dengan pemeriksaan USG," jelasnya.

Bagaimana dengan kasus Ganang?

Setelah membaca riwayat Ganang, Boy mengungkapkan bahwa "kembaran" Ganang yang menempel di perutnya itu ikut tumbuh dan membesar.

Hal ini disimpulkannya karena melihat perut Ganang terus membuncit sampai membuatnya sesak nafas.

"Janin tetap memiliki plasenta. Bisa jadi selama ini, dia (kembaran Ganang) menghisap nutrisi yang masuk dalam tubuh Ganang. Bisa tetap hidup," imbuhnya.

"Tapi saya enggak tahu juga, kalau membesar dia hidup. Mungkin dari awal tidak gedhe banget," katanya lagi.

Bagaimana mendeteksi seseorang memiliki kelainan ini? Boy mengungkapkan, bila mencurigiai seseorang memilikinya, maka penting untuk menganjurkan dia menjalani pemeriksaan USG.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com