Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indera Keenam Bukan Mitos, Sebab Nyatanya Manusia Punya Tujuh Indera

Kompas.com - 24/10/2017, 18:30 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Manusia memiliki lima panca indra: sentuhan, penglihatan, pendengaran, penciuman, dan pengecap.

Organ pengindraan saling berinteraksi untuk mengirimkan pesan ke otak, hingga dapat membantu manusia mengerti dan memahami lingkungan sekitar.

Selain lima indra tersebut, manusia juga memiliki indra lainnya. Dan inilah cara kerja mereka, seperti dilansir dari Live Science, Selasa (24/10/2017).

Sentuhan

Stanford Encyclopedia of Philosophy menganggap sentuhan sebagai indra pertama yang menunjukkan bahwa manusia berkembang.

Sentuhan terdiri dari beberapa sensasi berbeda yang dikomunikasikan ke otak melalui neuron khusus pada kulit. Tekanan, suhu, sentuhan ringan, getaran, rasa sakit, dan sensasi lainnya adalah bagian dari indra perasa yang disebabkan oleh reseptor yang berbeda pada kulit.

Sentuhan bukan sekadar indra yang digunakan untuk berinteraksi dengan dunia. Sentuhan juga sangat penting bagi kesejahteraan manusia. Misalnya, sentuhan digunakan untuk menyampaikan perasaan simpati atau perhatian dari satu manusia ke manusia lain.

Sentuhan dapat mempengaruhi bagaimana manusia mengambil keputusan. Hal ini diungkapkan di enam penelitian yang dilakukan psikolog dari Universitas Harvard dan Universitas Yale, yang diterbitkan dalam jurnal Science edisi 24 Juni 2010.

"Sensasi sentuhan tidak hanya mengubah orientasi umum atau membuat orang memiliki suasana hati yang baik. Sentuhan juga memiliki ikatan dengan makna abstrak," ujar Joshua Ackerman, asisten profesor pemasaran dari Institusi Teknologi Massachusetts.

Penglihatan

Melihat dengan mata adalah proses yang kompleks. Mulai dari pemantulan benda ke mata, penangkapan cahaya, dan menerjemahkan cahaya menjadi warna, visi, dan detail tertentu.

Menurut penelitian yang diterbitkan di jurnal PLOS One pada Maret 2017, orang tanpa penglihatan dapat memanfaatkan indra lain seperti pendengaran, sentuhan, pengecap, atau penciuman. Kemampuan ingatan dan bahasa pada tunanetra kemungkinan lebih baik daripada orang yang terlahir dengan penglihatan.

Baca Juga: Telinga Berdengung, Bukan Tanda Anda Sedang "Digosipin"

"Dalam kondisi sangat buta, otak menguatkan diri dengan menggunakan informasi yang ada sehingga dapat berinteraksi dengan lingkungan lewat cara lain yang efektif," kata Dr Lotfi Merabet, penulis senior pada jurnal di atas sekaligus direktur Laboratorium untuk Neuroplastik Visual di Schepens Eye Research Institute of Massachusetts Eye and Ear.

Pendengaran

Indra pendengaran bekerja lewat labirin telinga. Suara disalurkan ke kanal pendengaran eksternal sampai gelombang suara mencapai gendang telinga.

Orang mempertahankan keseimbangan karena adanya tabung Eustachius atau tabung faringotimik yang terletak di telinga tengah menyamakan tekanan udara di telinga tengah dengan tekanan udara di atmosfer.

Kompleks vestibular di telinga bagian dalam juga penting untuk keseimbangan karena mengandung reseptor yang mengatur keseimbangan. Telinga bagian dalam terhubung ke saraf vestibulocochlear, yang membawa informasi suara dan keseimbangan ke otak.

Penciuman

Menurut para peneliti, manusia dapat mencium lebih dari satu triliun aroma. Menurut American Rhinologic Society, hidung melakukannya dengan celah penciuman yang ditemukan di atap rongga hidung, bohlam penciuman, dan fosa. Ujung saraf indra penciuman mengirim bau ke otak.

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Science edisi 11 Mei 2017 mengungkap bahwa indra penciuman manusia sama baiknya dengan anjing. Sebab manusia dapat membedakan 1 triliun bau yang berbeda.

"Faktanya indra penciuman manusia sama baiknya dengan mamalia lain seperti tikus dan anjing," kata John McGann, ilmuwan syaraf di Rutgers University-New Brunswick, New Jersey yang menulis jurnal tersebut.

McGann menyebut manusia memiliki 400 respetor bau. Meskipun tidak sebanyak hewan, otak manusia yang jauh lebih rumit memberi pembeda akan hal tersebut dan membuatnya spesial.

Penurunan kemampuan mencium bau menurun biasanya karena kondisi medis atau penuaan. Misalnya mengalami gejala skizofrenia dan depresi. Hal ini ditulis dalam makalah yang terbit 2006 di National Institutes of Health.

Pengecapan

Lidah dapat membedakan empat rasa utama: asin, manis, asam, dan pahit. Dan rasa terahkir yakni rasa gurih atau umami.

Menurut National Library of Medicine (NLM), orang dewasa memiliki 2.000 sampai 4.000 kuncup rasa. Kebanyakan pengecap rasa ditemukan di lidah. Beberapa ada juga yang di pangkal tenggorokan, epiglotis, rongga hidung, dan kerongkongan.

Mitos yang muncul selama ini, lidah memiliki bagian khusus untuk setiap rasa.

Padahal, kelima rasa dapat dirasakan di seluruh bagian lidah. Meski bagian tepi lebih sensitif dibanding bagian tengah.

Menurut NLM, setengah dari sel indra dalam kuncup rasa bereaksi terhadap lima rasa dasar. Ada sel berbeda dengan tingkat sensitif berbeda.

Misal, beberapa sel lebih sensitif terhadap rasa manis, diikuti pahit, asam, dan asin. Pengalaman dapat mengecap sebuah rasa terjadi setelah semua informasi dari berbagai bagian lidah digabungkan.

Bagian lain dari sel sensorik khusus akan bereaksi hanya pada satu rasa. Tugasnya untuk mengirimkan informasi tentang intensitas, seberapa asin atau manisnya sesuatu.

Baca Juga: Benarkah Gula Bisa Bikin Kecanduan seperti Narkoba?

Faktor lain membantu membangun persepsi rasa di otak. Misalnya, aroma makanan sangat mempengaruhi bagaimana otak merasakan rasa. Bau dikirim ke mulut, proses ini disebut rujukan penciuman.

Inilah sebabnya mengapa seseorang dengan hidung tersumbat mungkin mengalami kesulitan untuk mencicipi makanan dengan benar.

Proprioception (the sense of space)

Selain panca indra di atas, ada hal lain yang berhubungan dengan bagaimana otak memahami tubuh berada di mana.

Proprioception mencakup gerakan dan posisi anggota badan dan otot. Indra ini memungkinkan seseorang menyentuh jari ke ujung hidung, meski matanya tertutup. Seperti saat naik tangga, manusia tidak perlu melihat satu per satu anak tangga.

Peneliti dari National Institutes of Health (NIH) menemukan bahwa setiap orang memiliki  proprioception sangat miskin melalui mechanosensation (kemampuan untuk merasakan kekuatan, seperti merasa ketika seseorang menekan kulit Anda, red). Hal ini karena genetik yang diturunkan dari generasi ke generasi.

Hal ini diungkap dalam sebuah studi pada 2016 di New England Journal of Medicine. "Versi pasien dari (gen) PIEZO2 mungkin tidak bekerja, jadi neuron mereka tidak dapat mendeteksi gerakan sentuhan atau ekstremitas," kata Alexander Chesler, seorang peneliti utama di Pusat Nasional untuk Kesehatan Pelengkap dan Integratif dan penulis utama studi tersebut.

Indra dan Variasi Tambahan

Ada indra-indra halus yang tak benar-benar dirasakan manusia. Contohnya, ada beberapa sensor neuron yang merasakan gerakan untuk mengendalikan keseimbangan dan kemiringan kepala.

Reseptor gerak tertentu ada untuk melacak peregangan otot dan urat,  membantu manusia untuk tetap mengontrol bagian tubuh mereka. Reseptor lainnya mendeteksi kadar oksigen di arteri-arteri aliran darah tertentu.

Terkadang, orang bahkan tidak merasakan indera dengan cara yang sama seperti orang lain. Seperti pada orang dengan sinestesia yang dapat melihat suara sebagai warna atau mengaitkan pemandangan tertentu dengan aroma.

Baca Juga: Sains di Balik Mata Mistik David Bowie

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau